BANDUNG – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat (Jabar), Abdy Yuhana menjelaskan asal muasal terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di Jabar.
Menurutnya, hal tersebut terjadi karena beberapa faktor. Pertama, masih banyak masyarakat yang tidak patuh terhadap imbauan pemerintah, seperti menerapkan protokol kesehatan dan larangan mudik lebaran beberapa waktu lalu.
“Antara imbauan pemerintah dengan kultur masyarakat ini saya kira belum terlalu nyambung, masyarakat menganggap Covid-19 ini biasa aja, banyak yang tidak pakai masker,” ucapnya di Bandung, Jum’at (18/6).
“Bahkan beberapa daerah masih ada pasar malam dan pengunjungnya berkerumun tidak pakai masker, maka perlu juga ketegasan yang dilakukan aparat dalam hal ini Satgas agar masyarakat patuh,” imbuhnya.
Politisi PDI Perjuangan itu menambahkan, setelah tiga pekan hingga hampir satu bulan setelah lebaran, apa yang diperkirakan itu benar terjadi. Yakni pasien Covid-19 semakin banyak, termasuk di Jabar dan Bandung.
Lebih lanjut, kata dia, ketika pasien Covid-19 merangkak naik, kata Abdy, fasilitas rumah sakit di Jawa Barat pun masih dinilai kurang memadai. Sehingga hal itu menjadi permasalahan terkait penanganan kasus Covid-19 di Jabar.
“Selanjutnya, kalau kita lihat jumlah rumah sakit Jabar dibandingkan dengan yang di Jatim ini ada perbedaaan, kalau di Jabar ada 350 rumah sakit, Jatim 381 rumah sakit sekitar selisih 30 rumah sakit,” katanya.
“Sementara, kalau dilihat dari jumlah populasinya itu Jabar lebih banyak. Jadi memang kita pemerintah dan DPRD Jabar perlu secara intens untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat Jabar, salah satunya meningkatkan rumah sakit di Jabar,” tambahnya.
Selain itu, kata dia, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ada perbedaan antara tenaga kesehatan yang ada di wilayah Jabar Utara dan Jabar Selatan. Hal itu tentu menjadi persoalan yang perlu diperbaiki, salah satunya terkait dengan insentif para nakes.
“Jadi yang di Jabar Selatan itu lebih sedikit dibandingkan dengan yang di Jabar Utara, seperti Bekasi, sementara Selatan itu ada sedikit kekurangan nakes,” ujarnya.
“Maka ini perlu diperhatikan, selain terkait dengan kesejahteraan yang perlu diperhatikan tenaga kesehatan, menyangkut juga insentif yang harus diberikan harus sepadan ya. Karena mereka kan menjadi garda paling depan untuk menangani Covid-19,” paparnya. (win)