JAKARTA – Menteri Sosial Tri Rismaharini meminta jajarannya untuk memfokuskan perencanaan program guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama di masa pandemi COVID-19 yang telah menyebabkan naiknya angka kemiskinan.
“Semua program dan anggaran harus diorientasikan pada manfaat yang bisa dirasakan langsung oleh masyarakat, mencerminkan sinergi, serta keterpaduan,” kata Risma pada kegiatan Penelitian Rencana Program dan Anggaran Kementerian Sosial Tahun Anggaran 2022 di Gedung Aneka Bhakti, Jakarta, Selasa, (15/6).
Dalam keterangan tertulisnya, Risma mengharapkan semua unit kerja dapat memastikan program yang disusun memiliki dampak sosial ekonomi langsung kepada masyarakat dan tepat sasaran.
Berbagai program Kemensos diarahkan untuk berkontribusi dalam pemulihan ekonomi dan menjadi landasan menuju Indonesia Maju pada tahun 2045.
“Perlu mendapatkan perhatian khusus, berbagai upaya untuk pemberdayaan sosial bagi keluarga miskin dan rentan agar mereka bisa berdaya,” kata dia.
Pandemi sangat berdampak pada keluarga miskin dan rentan, serta adanya PHK, pengurangan jam kerja dan menurunnya daya beli masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Angka kemiskinan pada September 2020 naik 0,97 persen atau sebanyak 27,55 juta dibandingkan September 2019 yang tercatat sebanyak 24,72 juta.
Berdasarkan data BPS per Februari 2021 menunjukkan bahwa 19,10 juta orang atau 9,30 persen penduduk usia kerja terdampak pandemi COVID-19.
Program Kemensos telah memberikan dampak signifikan menjaga tingkat kesejahteraan masyarakat agar tidak terpuruk lebih dalam, sehingga negara harus hadir mengatasi permasalahan tersebut.
Melalui Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan Program Keluarga Harapan (PKH) telah mampu meningkatkan kesejahteraan Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
BPNT dan PKH merupakan bagian strategis dari skema Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) agar mampu mereduksi dampak sosial ekonomi dari pandemi COVID-19. (antaranews)