Sejauh ini Kecamatan Andir menjadi daerah terbanyak penderita HIV dan AIDS. Meski begitu, Budi membantah, bahwa dari total 280 orang penderita HIV dan AIDS, tidak semuanya warga asli Kecamatan Andir.
Dia mengatakan, untuk pemeriksaan orang yang terpapar HIV/AIDS di Puskesmas Garuda sudah bisa dilayani. Bahkan, berdasarkan data, ada 187 orang yang menderita HIV/AIDS. Sedangkan di Puskesmas Babakan ada 93 orang.
‘’Kecamatan Andir memliki 2 UPT Puskesmas. UPT tersebut menyediakan pengetesan positif atau tidaknya HIV. Jadi itu semua bukan berarti semuanya itu warga Andir,’’ucap dia.
Untuk penanggulangan penularan HIV/AIDS Kecamatan Andir sudah membentuk Warga Peduli Aids (WPA). WPA dibetuk untuk membina warga yang dinyatakan positif terkena HIV/AIDS.
“WPA itu lumayan bagus terbentuk, bahkan dibentuk komunitas-komunitas salah satunya SAGARA, yaitu Sahabat Keluarga Garuda yang dibentuk oleh Puskesmas Garuda. Kemudian ada komunitas LSL yaitu komunitas gay Laki Suka Laki. Mereka itu bekerja tanpa dibayar, mereka terus melakukan tracking,” jelasnya.
‘’Jadi kalo di periksa, harusnya dijadikan motivasi oleh lingkungan, warga, pemerintah, dan WPA agar si penderita merasa nyaman,” ucap Budi yang baru dua bulan menjadi Camat itu. (mg8/yan)