BANDUNG – Setelah tragedi 13 tahun silam, peristiwa kelam yang terjadi di Gedung Asia Africa Cultural Center (AACC), Jalan Braga, Kota Bandung pada 9 Februari 2008 lalu, sejumlah band underground di Kota Bandung sempat mengalami kesulitan manggung.
Salah satu personil BESIDE, Bebi mengatakan bahwa setelah adanya kejadian tersebut, tercatat 10 band yang menjadi perhatian dari pihak kepolisian, termasuk band-nya sendiri.
“Yang jelas ada sesuatu yang gelap. Jadi banyak band-band yang akhirnya di-blacklist (dicoret, red) oleh pihak kepolisian, itu ada 10 band khususnya dari Kota Bandung untuk lebih diperhatikan masalah keamanannya,” ujarnya.
“Jadi mereka (kepolisian) benar-benar (memantau) kalau ada band ini (10 band tersebut) jangan dulu ada event,” ungkap Bebi kepada wartawan pada Minggu (30/5) tadi.
Sementara itu, mengenai hal tersebut, Bebi mengatakan bahwa bersama teman-teman Komunitas musik extreme/underground lainnya, ini merupakan PR (pekerjaan rumah) bersama yang harus dibenahi.
“Bagaimana caranya kita memberikan suatu pengertian buat pihak keamanan dan EO-EO (Event Organizer) yang ingin mengundang teman-teman dari 10 band (yang dicoret) ini, untuk memberikan suatu kepercayaan buat pihak yang berwenang,” ujarnya.
Setelah memberikan kepercayaan kepada pihak yang berwenang, yakni kepolisian. Ia menjelaskan bahwa munculah beberapa persyaratan dari pihak terkait mengenai teknis-teknis pengamanan.
“Jadi akhirnya itu lah, timbul persyaratan-persyaratan yang memang akhirnya kita waktu itu output-nya ini loh,” ungkapnya.
“Harus ada ambulans, pemadam kebakaran, serta harus ada pihak Dinas Kesehatan yang terlibat,” sambungnya.
Ia pun mengaku, hal itulah yang sebenarnya menjadi jawaban dari permasalahan yang menimpa tragedi kelam sebelumnya.
“Inilah merupakan suatu jawaban yang pada saat itu kita tidak tahu. ‘Oh, harus sepeti ini loh kalau membuat event itu,” ujarnya.
“Dan ini ternyata sudah merupakan bagian standar internasional yang kita harus lakukan,” tambahnya.
Bebi juga mengatakan, berkat ketidaktahuan berkenaan soal menggelar event, ia bersama teman-temannya tidak berfikir bahwa event launching album perdananya ini akan besar.
“Jadi dulu mah kita enggak berfikir bahwa ini tuh akan besar, tidak akan berfikir bahwa ini bakalan ada festival besar di Bandung ini,” katanya.