“Hal tersebut diketahui berdasarkan hasil swab dari Puskesmas. Padahal, ke 22 orang tersebut terlihat sehat, kuat, dan tidak menunjukkan gejala sakit apa-apa,” ungkap Kades Sugihmukti, Ruswan Bukhori.
Dia menduga para pekerja tersebut merupakan penderita Orang Tanpa Gejala (OTG). “Sebelum hasil keluar, kami sudah menyediakan tempat isolasi terhadap masyarakat yang terpapar Covid-19,” kata Ruswan.
Ruswan mengatakan, pihaknya sebagai aparat Desa, ketika sudah ada yang positif maka akan membantu dan mengisolasi, serta mempersiapkan kebutuhan sembako selama isolasi.
“Kami hanya membantu terkait isolasi dan kebutuhan pokoknya saja. Namun terkait siapa orangnya, jumlahnya berapa yang terpapar Covid-19 ranahnya ada di Puskesmas atau Dinas Kesehatan, karena bukan ranah desa,” jelasnya.
Menurutnya, seharusnya dinas terkait datang ke desa untuk memberikan informasi bahwa ada warga Desa Sugihmukti melakukan swab dan telah keluar hasilnya.
Namun, kata Ruswan, pihak desa hanya menerima informasi secara pesan WhatsApp dan itu pun di global dengan desa lainnya.
“Hal inilah yang semestinya pihak Dinkes bisa cepat tanggap untuk mengantisipasi penyebaran lebih luas lagi,” tegasnya.
Sementara itu, Anggota DPRD Kabupaten Bandung dari Fraksi PKS, Dasep Kurnia membenarkan, adanya 22 orang pekerja Perkebunan Patuha yang terkonfirmasi Covid-19. Dan itu harus segera ditindaklanjuti Pemkab Bandung melalui Dinkes.
Selain penyekatan dan Isolasi Mandiri, lanjut dia, lebih bagus kalau para pekerja itu segera dibawa ke tempat isolasi yang sudah dipersiapkan Pemkab Bandung. Tujuan agar tidak menulari orang lain.
“Dengan demikian akan ada pencegahan dalam penularannya kepada warga lain,” tutup Dasep. (yul)