Oleh Drs.H.Karsidi Diningrat M.Ag.
Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam telah bersabda, “Perumpamaan shalat lima waktu seperti sebuah sungai yang airnya mengalir dan melimpah dekat pintu rumah seseorang yang tiap hari mandi di sungai itu lima kali.” (HR. Bukhari dan Muslim.)
Di antara memelihara shalat dan mendirikannya lagi ialah, membiasakan diri untuk shalat berjamaah. Sebab shalat berjamaah itu melebihi salat seorang diri dengan dua puluh tujuh derajat.
“Shalat berjamaah lebih utama daripada shalat sendirian sebanyak dua puluh tujuh derajat.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Mengenai keutamaan shalat subuh berjamaah, Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam telah bersabda, “Tiada suatu shalat pun yang lebih utama daripada shalat fajar (shalat subuh) pada hari Jumat yang dilakukan dengan berjamaah; aku menduga bahwa tiada seorang pun dari kalian yang mengerjakannya melainkan ia diampuni (dosanya)”. (HR. Hakim dan Abu Ubaidah).
Di antara keistimewaan hari Jum’at ialah bahwa orang-orang yang mengerjakan shalat Subuh secara berjamaah dosa-dosanya diampuni oleh Allah SWT.
Nabi Saw telah bersabda, “Barangsiapa shalat Isya secara berjamaah, maka seakan-akan ia mengerjakan shalat separoh malam hari; dan barangsiapa mengerjakan shalat Subuh secara berjamaah, maka seakan-akan ia mengerjakan shalat semalam penuh.” (HR. Muslim)
Pahala Shalat Isya dan Subuh Berjamaah
Pahala shalat Isya berjamaah sama dengan melakukan shalat setengah malam, dan shalat Subuh berjamaah pahalanya sama dengan melakukan shalat semalam suntuk. Dikatakan demikian karena shalat Subuh berjamaah lebih berat daripada shalat Isya berjamaah.
Dalam hadits yang lain Nabi Saw. telah bersabda, “Sembahlah Allah seakan-akan kamu melihat-Nya; dan anggaplah dirimu akan mati (besok). Hendaknya engkau merasa takut akan doanya orang yang teraniaya, sebab doanya pasti dikabulkan. Periharalah shalat Subuh dan shalat Isya, datanglah untuk berjamaah pada kedua shalat tersebut karena jika kalian mengetahui pahala yang terdapat pada kedua shalat itu niscaya kalian akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak.” (HR. Thabrani melalui Darda).
Hadits ini mengandung perintah tentang empat perkara terpenting dalam agama, yaitu: