BANDUNG – Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung, Elly Wasliah bersama Wakil Wali Kota Bandung lakukan peninjauan ke pabrik tahu Talaga di kawasan Jalan Sudirman, Jumat ( 28/5).
“Tadi saya lihat mereka tetap berproduksi, walaupun harga kacang kedelai mengalami kenaikan. Berbeda dengan para pengrajin tahu tempe di Cibuntu dan Cibogo yang memilih menyetop sementara produksi,” ujar Wakil Wali Kota Bandung, Mulyana saat melakukan peninjauan di Pabrik Tahu Talaga.
Pemilik pabrik tahu Talaga memilih tetap beroperasi karena komitmen mereka untuk memenuhi kebutuhan konsumen sesuai permintaan.
“Pelanggan mereka banyak yang dari luar kota dan sudah menjadi komitmen katanya untuk tetap memenuhinya. Mereka juga menyayangkan kenapa harga kacang kedelai cukup tinggi,” ungkap Yana.
Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung masih belum bisa menjanjikan turunnya harga atau kebijakan pengalihan importir kedelai.
Yana mengatakan hingga saat ini kacang kedelai lokal belum bisa mencukupi kebutuhan para pengrajin tahu tempe yang ada di Kota Bandung.
“Kalau lokal memang kualitas bagus, tapi untuk para pengrajin tahu tempe berbeda. Ditambah lagi pasokan kacang kedelai lokal sedikit dan hanya bisa memenuhi sampai dengan 5 persen, sisanya dari import yakni Amerika sebesar 95 persen,” jelasnya.
Sementara itu, pemilik pabrik tahu Talaga, Ahmad Hendra Gunawan mengatakan bukan tidak solid untuk melakukan aksi mogok bersama para pengrajin tahu tempe lainnya, namun ia sudah mempunyai pesanan lain sebelum aksi tersebut terjadi.
“Tapi kami ingin menjaga komitmen dengan konsumen yang sudah disepakati sebelum kondisi ini terjadi,” ungkapnya.
Menurutnya, kondisi pandemi sudah membuat produksi menjadi turun, ditambah lagi dengan naiknya kacang kedelai. “Semoga ada solusi yang baik,” tutupnya. (MG8)