BANDUNG – Mengantisipasi kedatangan pemudik dari luar kota pada Hari Raya Idul Fitri yang lalu, seluruh kecamatan yang ada di Kota Bandung menyiapkan rumah singgah atau rumah isolasi, rumah singgah tersebut diperuntukkan bagi pemudik yang lolos dari penyekatan di sejumlah titik.
Namun setelah satu minggu Hari Raya Idul Fitri telah berlalu, rumah singgah yang telah disiapkan di setiap kecamatan di Kota Bandung untuk para pemudik yang lolos kini terpantau kosong, hal ini diungkapkan oleh Ketua Paguyuban Camat Kota Bandung, Firman Nugraha.
“Hasil pemantauan kita ya dari H+2 idul firti, kita minta data ke RT, RW dan masyarakat, terkait apakah ada orang yang keluar masuk mudik ternyata Alhamdulillah tidak ada laporan, otomatis rumah isolasipun terpantau kosong,” ungkap Firman saat diwawancarai di Kantor Kecamatan Arcamanik, Rabu (19/05/2021).
Firman mengatakan untuk menguatkan hasil pemantauan ia juga tidak hanya memastikan melalui RT dan RW, pihaknya juga selalu memastikan kebenaran terkait warga yang keluar masuk untuk mudik melalui kerja sama bersama pihak kepolisian, babinsa dan pihak dari kelurahan.
“Ya setelah kita kroscek juga ke lapangan memang setelah ngobrol warga nya itu pada tidak kemana-mana, yang datangpun jarang bahkan keluarga-keluarganya tidak berkumpul padahal anggota keluarganya banyak, karena tidak mudik jadi tidak berkumpul” katanya.
Menurutnya hal ini menjadi pertanda baik bahwa masyarakat Kota Bandung memiliki kedisiplinan yang baik dikarenakan memang sejauh pemantauan, sejak sebelum hari raya idul fitri, setelah diberlakukannya peraturan yang ketat disetiap kecamatan tidak ada laporan warga yang melanggar dan keluar masuk wilayah untuk mudik.
Saat inipun pihak kecamatan di seluruh Kota Bandung sedang terus melakukan pendataan dan pemantauan terkait memastikan ada atau tidaknya masyarakat Kota Bandung yang melakukan aktifitas mudik.
Untuk kenaikkan kasus covid-19 di setiap kecamatan, Firman beranggapan hal tersebut bukan dikarenakan efek aktifitas mudik, tetapi merupakan efek dari aktfitas dan perilaku warga yang kurang dalam melaksanakan protokol kesehatan.
“Iya kemarin itu data di hari senin lonjakan ada di kecamatan ujung berung, saya rasa bahwa itu bukan efek mudik, karena saya dapat dari beberapa rekan kecamatan masyarakat disiplin tidak ada yang mudik, mungkin ya lonjakan itu dikarenakan mobilitas masyarakat di kota bandung ya, dan kadang prokes nya ini yang kurang disiplin” ujarnya.