Aktivis: Kaum Perempuan, Saatnya Bangkit

DEPOK – Aktivis perempuan , Agnia Addini mengajak kaum perempuan di seluruh Indonesia, khususnya di Kota Depok, agar bangkit merebut perubahan.

“Saya ingin mengajak kaum muda khususnya perempuan di seluruh penjuru tanah air, khususnya di Kota Depok agar bangkit menjemput masa depan,” ujar Agnia kepada Jabar Ekspres ketika diwawancarai di Kota Depok, Rabu (19/5).

Perempuan yang merupakan Fungsionaris Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) ini juga aktif menyuarakan isu keperempuanan. Ia mengaku gelisah terhadap nasib perempuan di era revolusi 4.0 ini.

Menurutnya, hampir sebagian besar – kalau bukan mayoritas – kaum perempuan masa kini masih terbelenggu oleh sekat tradisi dan infiltrasi budaya asing.

“Sejujurnya saya melihat rata-rata kaum perempuan saat ini belum mampu keluar dari zona nyamannya. Mereka umumnya masih terperangkap dalam gelap tradisi dan bahkan masih terbuai oleh pengaruh budaya luar,” cetus aktivis perempuan yang terkenal vokal itu.

Terkurung Zona Nyaman

Agnia menjelaskan, keterkungkungan zona nyaman yang dimaksud tak lain ketidaksanggupan untuk keluar dari kebiasaan-kebiasaan yang tidak produktif.

“Misalnya, mereka (kaum perempuan) masih keasyikan dengan urusan pribadinya. Sebut saja masih enggan terlibat dalam berbagai kegiatan sosial, berorganisasi. Menjaga jarak dengan kegiatan-kegiatan politik dan ekonomi, jadi anak mami, dan sederet kebiasaan lainnya yang tidak produktif,” beber dia.

Di samping itu, dia juga menyebut kebanyakan dari mereka masih beranggapan bahwa dunia organisasi adalah sebuah dunia yang identik dengan kaum maskulin (laki-laki). Anggapan yang bias ini membuat mereka cenderung apatis.

“Yang tak kalah menyedihkan, ada sebagian perempuan, karena terperangkap dalam tradisi patriarki, mengasosiasikan dunia organisasi sebagai satu tempat yang hanya layak dihuni oleh kaum pria. Ini jelas anggapan yang sangat merugikan bagi kaum perempuan sendiri,” sebutnya.

Untuk itu, dirinya kembali mengajak kaum perempuan yang masih terlena dengan hal-hal yang tidak memberi manfaat bagi orang lain, alih-alih bagi bangsa dan negara, untuk segera menjemput perubahan di masa mendatang.

“Perubahan (sosial) tidak akan datang tanpa diciptakan. Negara ini dibangun dengan susah payah oleh bapak pendiri bangsa. Mereka mengorbankan segalanya baik waktu, tenaga, pikiran, materi bahkan nyawa, hanya demi kemerdekaan dan cita-cita kesejahteraan masyarakat. Sayang sekali jika perjuangan itu disia-siakan oleh generasi penerusnya,” pungkasnya. (mg12)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan