JAKARTA– Politikus Partai Gerindra, Arief Poyuono menilai, pernyataan pakar ekonomi, Faisal Basri yang mengajak boikot bank BUMN dan non-BUMN merupakan pernyataan yang provokator.
Arief Poyuono desak penegak hukum agar menangkap Faisal Basri.
“Provokator sangat Berbahaya bagi kehancuran perekonomian negara, segera tangkap,” ujar Poyuono di akun Twitter-nya, Jumat (14/5).
Menurut Poyuono, puluhan pegawai KPK yang dipecat itu belum tentu dijamin bersih.
“74 pegawai KPK engga lulus memang dijamin bersih apa? Kasian PKH yang mau ambil BLT,” kata Poyuono.
Sebelumnya, Faisal Basri nampak gusar mendengar 75 pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dinonaktifkan setelah tidak lolo tes wawasan kebangsaan (TWK) guna alih status menjadi aparatur sipil negara (ASN)
“Rezim ini secara moral sudah bangkrut,” ujar Faisal Basri dikutip Twitter-nya, Rabu (12/5).
Faisal Basri kemudian mengajak publik agar tidak membeli saham yang dikuasai oligarki dan sarat dengan praktik KKN.
“Kalau masih punya saham mereka: jual segera,” katanya.
Dia juga mengajak masyarakat lakukan pemboikotan terhadap semua Bank BUMN dan non-BUMN yang masih membiayai perusahaan oligarki.
“Kita boikot bank-bank BUMN maupun non-BUMN yang masih dan akan terus membiayai perusahaan para oligarki terutama perusahaan tambang batu bara yang sangat tidak ramah lingkungan,” ujarnya.
Dirinya menganjurkan agar menarik sejumlah uang dari Bank sebagai bentuk perlawanan terhadap pemerintah.
“Saya akan mulai dari diri saya sendiri dengan menarik seluruh uang yang ada di bank-bank itu. Hidup kita mungkin akan lebih susah. Namun, tak ada perjuangan tanpa pengorbanan,” ungkap Faisal Basri.
Dia berujar, bahwa perlawanan harus digencarkan sampai Presiden melakukan tindakan luar biasa menyelamatkan KPK.
“Saya sudah mulai menarik seluruh saldo yang bisa ditarik di satu bank BUMN. Dua bank BUMN lagi menyusul,” katanya. (dal/fin)