BANDUNG – Memasuki bulan suci Ramadan 1442 H, Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah (UIP JBT) menyalurkan bantuan santunan senilai Rp 22 juta untuk beberapa Yatim Dhuafa di wilayah Kabupaten Bandung dan Kota Bandung, Jawa Barat.
Bantuan ini merupakan bagian dari serangkaian program Ramadan Berbagi yang meliputi tiga program bantuan, yaitu Senyum Yatim Dhuafa, Santunan Guru Ngaji dan Marbot Masjid, serta Muslimah Tangguh yang dilaksanakan di empat lokasi berbeda.
”Program ini merupakan bantuan tahap 1 dari serangkaian program Ramadhan menjejak manfaat oleh YBM PLN yang merupakan wujud kepedulian para pegawai PLN untuk membantu meringankan beban saudara-saudara kita yang kurang beruntung. Semoga bantuan ini dapat memberikan keberkahan bagi penerima bantuan maupun para muzakki PLN UIP JBT,” ujar Octavianus Duha selaku pembina YBM PLN UIP JBT.
Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN adalah lembaga Amil Zakat berbasis korporat yang fokus pada pendayagunaan dan pendistribusian manfaat dana zakat yang berasal dari pemotongan langsung atas payroll pegawai muslim PLN di seluruh indonesia setiap bulannya.
Melalui YBM PLN UIP JBT, sebanyak 14 anak yatim dhuafa di Kecamatan Cikoneng, Kabupaten Bandung mendapatkan bantuan program Senyum Yatim Dhuafa berupa santunan senilai Rp 200 ribu per orang. Bantuan tersebut diberikan melalui Amil YBM PLN UIP JBT, Muhammad Daerobi, pada hari Jumat (23/4) lalu.
Selain itu, YBM PLN UIP JBT juga menyalurkan bantuan santunan senilai Rp 300 ribu per orang untuk 20 orang guru ngaji dan marbot masjid serta santunan senilai Rp 300 ribu per orang untuk 44 orang muslimah tangguh yang tergolong jompo, lansia dan dhuafa di beberapa titik lokasi di Kabupaten Bandung dan Kota Bandung. Sehingga seluruh total bantuan santunan yang diberikan adalah senilai Rp 22 juta.
Salah seorang guru ngaji di Yayasan Rumah Tahfidz Nurul Falah, Ustad Mimid Sudrajat mengatakan, bantuan ini sangat berarti dalam mendukung kegiatan belajar mengajar di yayasannya. Yayasan Rumah Tahfidz Nurul Falah yang berlokasi di Ujung Berung, Kota Bandung tersebut saat ini memiliki 10 guru ngaji yang mayoritas adalah perempuan dan tidak digaji.