PONOROGO – Insiden nahas dialami oleh kakak beradik di Ponorogo pada Selasa (27/4) malam. Mereka ialah Sunardi (23) dan Samuri (21) warga Desa Ngasinan, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo.
Keduanya tewas setelah petasan yang ada di dalam rumah mereka meledak, bahkan bangunan pun porak poranda.
Informasi yang dihimpun, korban Sunardi meninggal dengan penuh luka.
Dia terpental dari lantai dua rumahnya, sedangkan Samuri meninggal ketika perjalanan menuju rumah sakit.
“Tadi malam itu saat kejadian ledakannya sampai terdengar radius lima kilometer. Saya mendengarnya, ” ujar Kepala Desa Sukorejo, Supriyanto, Rabu (28/4).
Menurut Supriyanto, kedua korban tidak ahli meracik petasan. Apalagi sang kakak baru saja pulang dari Korea sebagai TKI.
“Jadi baru pulang jadi TKI mencoba meracik petasan, malah meninggal dunia, ” kata dia.
Salah satu warga bernama Toro (24) mengaku mendengar suara cukup keras seperti suara bom saat petasan itu meledak.
“Terdengar keras. Sekitar rumah (korban, red) kacanya getar semua. Saya keluar ada api gitu dari rumah bagian atas, ” ujar dia.
Toro mengeklaim bahwa kakak beradik itu sering meracik petasan. Tahun lalu mereka juga membuat, tetapi tidak sebanyak tahun ini.
“Bahan racikan yang diputar mesin ada 10 kilogram. Yang sudah jadi ada 6.000 petasan, ” tegas Toro.
Informasi yang beredar, dua saudara itu membuat petasan untuk dipasang ke balon udara yang akan diterbangkan saat Hari Raya Idulfitri. (JPNN)