BEKASI- Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Bekasi menaungi para atlet yang berkecimpung pada 54 cabang olahraga (cabor).
Namun demikian hanya segelintir cabor saja yang memiliki sarana dan prasarana (sarpras), seperti stadion atau tempat latihan guna mengasah keterampilan dan skil para atlet.
“Sesungguhnya sarana dan prasarana kita yang lain masih minim banget, kami dari 54 cabor, bisa itung lah dengan jari tangan (yang punya stadion), enggak sampai kami punya untuk sarana itu,” ungkap Ketua KONI Kota Bekasi Abdul Iyan Rosyad saat ditemui di Kantor KONI Kota Bekasi, Senin (26/4).
Minimnya sarpras menjadi kendala utama pihaknya dalam pengembangan atlet untuk menggapai prestasi dalam setiap kejuaraan.
Abdul mencontohkan, olahraga seperti renang dan panahan bahkan tak memiliki lapangan khusus sebagai tempat latihan para atlet asal Kota Bekasi.
“Panahan dan renang enggak ada. Ya sangat berkaitan capaian prestasinya, sangat berhubungan karena kan untuk pembinaan itu perlu latihan yang rutin, tapi kalau kita enggak ada tempat untuk latihan, otomatis kita kan enggak latihan,” katanya.
Padahal, ketersediaan sarpras sangat menunjang prestasi para atlet.
Abdul menjelaskan beberapa cabor yang bahkan hanya memiliki fasilitas minim bisa mendulang prestasi pada kompetesi Pekan Olahraga Daerah (Porda) Jawa Barat di tahun 2018 silam.
“Beberapa atlet Kota Bekasi pada cabang olahraga tertentu sangat menjanjikan, seperti dayung, tinju dan sepatu roda. Meski fasilitasnya minim, tapi kekuatan kami dipergitungkan wilayah lain,” ungkap Abdul.
Sementara itu, Sardi Effendi Ketua Komisi IV DPRD Kota Bekasi menuturkan minimnya sarana dan prasarana atlet Kota Bekasi harus dijadikan perhatian khusus Pemkot Bekasi dalam rangka pengadaan anggaran untuk membangun fasilitas.
“Kami menilai harus ada kebijakan anggaran yang harus dilakukan Pemkot Bekasi. Kunjungan kami hari ini nantinya akan jadi rekomendasi untuk pemda,” tutur Sardi. (bbs/mhs)