JAKARTA – Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, untuk industri pengolahan, pada Januari-Maret 2021, nilai ekspornya mencapai angka USD38,96 miliar atau tumbuh 18,06 persen dibanding periode yang sama di tahun lalu. Selanjutnya, Kementerian Perindustrian mencatat, sektor industri manufaktur (pengolahan) saat ini masih berkonsisten menjadi nilai ekspor terbesar bagi Indonesia di tengah pandemi.
“Sektor manufaktur tetap agresif menembus pasar internasional dan menjadi kontributor terbesar pada nilai ekspor nasional, yakni sebesar 79,66 persen,” kata Agus di Jakarta, Sabtu (17/4/2021).
Agus menjelaskan, perbaikan kinerja sektor industri di tengah masa pandemi ini, terasa sejak awal tahun hingga bulan Maret. Indikasi tersebut tercemin misalnya dari capaian Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Maret 2021 yang berada di level 53,2.
“Peningkatan PMI manufaktur Maret 2021 menjadi yang tertinggi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir,” ujarnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Januari-Maret 2021, total nilai ekspor nasional sebesar USD48,90 miliar atau naik 17,11 persen dibandingkan periode sama tahun lalu, yang mencapai USD41,76 miliar.
Sementara itu, ekspor nonmigas menyumbang hingga 94,58 persen atau USD46,25 miliar dari total ekspor nasional sepanjang triwulan I tahun 2021. Pada Januari-Maret 2021, neraca perdagangan mengalami surplus sebesar USD5,52 miliar.
“Kami sangat memberikan apresiasi kepada para pelaku industri atas capaian gemilang ini, karena akan memacu pemulihan ekonomi nasional,” tuturnya.
Di samping itu, kata Agus, peningkatan nilai ekspor di sektor industri sejalan dengan sasaran implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0. Data BPS juga menunjukkan bahwa sektor industri pengolahan memegang peranan terbesar terhadap capaian nilai ekspor nasional pada Maret 2021, dengan sumbangsih 80,84 persen. Di bulan ketiga tahun ini, nilai ekspor industri pengolahan mencapai USD14,84 miliar atau tumbuh 22,27 persen dari Februari 2021 dan naik 33,45 persen dari Maret 2020. (fin)