BMKG Sebut Potensi Cuaca Ekstrem di Bandung Raya Alami Peningkatan

BANDUNG – Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung, Teguh Rahayu mengatakan potensi cuaca ekstrem selama periode transisi atau pancaroba di wilayah Bandung Raya secara empiris mengalami peningkatan.

Cuaca ekstrem yang dimaksud berupa hujan lebat, bisa juga berupa hujan es yang disertai petir atau kilat dan angin kencang atau dapat berupa kejadian angin puting beliung.

“Salah satu faktor penyebabnya adalah kelembapan yang masih cenderung tinggi yang berpotensi meningkatkan pembentukan awan-awan hujan dan mendorong proses konveksi kuat yang dapat menyebabkan terbentuknya awan Cumulonimbus dengan jenis supercell, sehingga hal itu memicu terbentuknya hujan es atau hail yang disertai angin kencang” ujarnya, Selasa (13/4).

Terkait kejadian angin kencang pada 11 April 2021 di wilayah Bandung, terutama wilayah Bandung Tengah dan Timur, ia menuturkan dari hasil pengamatan satelit menunjukan pertumbuhan awan Cumulonimbus (Cb) di wilayah Bandung dimulai pukul 13:30 – 15:00 WIB.

“Hal ini menyebabkan terjadinya hujan lebat dan angin kencang yang melanda wilayah Bandung, terutama wilayah tengah dan timur,” tuturnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan penyebab utama hujan lebat dan angin kencang ini adalah suatu fenomena yang dinamakan microburst atau downburst, yaitu kejadian angin kencang yang disebabkan downdraft dari awan Cb supercell dengan puncak awan mencapai -100 derajat celcius berdasarkan pengamatan satelit.

“Pertumbuhan tipe awan ini disebabkan kelembapan relatif (RH) yang tinggi, data model menunjukan RH 70% – 100% dan adanya thermal contrast atau perbedaan temperatur mencolok antara temperatur maksimum dan minimum” pungkasnya.
(MG8)

Tinggalkan Balasan