Hubungan di antara sesama mereka sangat erat dan intim, serta kasih sayang terjalin di antara mereka dengan kuat dan mereka saling menolong. Demikianlah ciri khas orang-orang yang beriman, mereka bersatu padu dalam suka dan duka.
Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam telah bersabda, “Orang-orang yang penyayang akan dikasihi oleh Tuhan Yang Maha Pengasih; Allah Swt. berfirman, “Berbelaskasihanlah kalian terhadap makhluk yang ada di bumi, niscaya makhluk yang ada di langit akan menyayangi kalian.” (HR. Ahmad).
Dalam hadits ini diungkapkan dengan memakai kata Man karena memprioritaskan makhluk yang berakal, sekalipun pada kenyataannya makhluk yang tidak berakal lebih banyak jumlahmya daripada makhluk yang berakal. Makna hadis ini sayangilah semua makhluk di bumi, niscaya kamu akan disayangi oleh Allah Yang Maha Pemurah. Atau dengan kata lain, jadilah diri kita orang-orang yang penyayang, niscaya kamu akan disayangi oleh Yang Maha Pemurah.
Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam telah bersabda, “Seorang wanita tuna susila mendapat ampunan (dari Allah) lantaran menemukan seekor anjing yang berada di tepi sebuah sumur menjulurkan lidahnya karena kehausan yang hampir membinasakannya. Lalu wanita itu mencabut khuf-nya dan mengikatnya dengan kerudungnya, kemudian ia mengambil air sumur dengannya (dan diberinyalah anjing itu minum). Maka ia mendapatkan ampunan (dari Allah) karena perbuatannya itu.” (HR. Bukhari).
Kisah yang disebutkan dalam hadits ini ialah mengenai peristiwa yang terjadi di kalangan umat terdahulu sebelum datangnya Islam. Dapat disimpulkan dari hadits ini bahwa bersedekah bukan hanya kepada manusia saja, tetapi kepada hewan pun ada pahalanya.
Dan dalam hadits ini tersirat suatu makna yang menunjukkan bahwa Allah Swt. mengampuni dosa besar hanya karena pelakunya mengerjakan amal kebaikan yang sedikit, tetapi hal itu ia lakukan dengan penuh keikhlasan dan Allah Swt. Mahaluas ampunan-Nya. Allah Swt. telah berfirman, “Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapus (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” (QS. Huud:114).
Dengan demikian bersifat tenang dalam segala sesuatu merupakan hal yang baik karena sifat ini berasal dari Tuhan Yang Maha Pemurah, kecuali dalam perkara akhirat, yakni sededah harus dilakukan dengan segera dan tidak boleh ditangguh-tangguhkan. Wallahu A’lam bish-Shawabi.