“Kami sudah punya teknologinya untuk melakukan surveilans walaupun tidak semasif sekarang,” tuturnya.
Amin mengatakan dalam mengembangkan vaksin, ada hal yang perlu dikembangkan yakni surveilans molekuler untuk memastikan bahwa vaksinnya efektif untuk mengeliminasi virus yang bersirkulasi saat ini.
Sehingga harus dipantau terus, dan mengembangkan teknologi untuk mengukur kekebalan tubuh.
Dengan mengukur kadar antibodi maka dapat dipantau apakah vaksin berhasil menciptakan imunitas dalam tubuh.
Saat ini sudah terjadi beberapa mutasi pada virus Vorona penyebab COVID-19 namun belum sampai berdampak signifikan dan mengganggu kinerja vaksin.
Seperti varian baru Corona penyebab COVID-19 asal Inggris (B 117), Afrika Selatan (B.1.351) dan Brasil (B.1.1.28). (antaranews)