JAKARTA – Terdapat mutasi baru korona E484K atau mutasi ‘Eek’. Direktur Sekolah Pasca Sarjana Universitas YARSI sekaligus Mantan Direktur WHO SEARO Prof Tjandra Yoga mengatakan bahwa mutasi ini pertama kali diidentifikasi pada varian yang dilaporkan dari Afrika Selatan (B.1.351) dan Brazili (B.1.1.28), lalu kemudian juga dilaporkan pada varian yang ada di Inggris.
Beberapa fakta lainnya, Tjandra menyebutkan bahwa mutasi ini ada pengaruhnya terhadap antibodi maka mungkin akan ada dampaknya pada efikasi vaksin. “Kita masih akan tunggu hasil penelitian selanjutnya tentang bagaimana dampak terhadap efikasi vaksin,” jelasnya, Selasa (6/4).
Menurutnya perlu diketahui bahwa kalau memang nanti mutasi E484K atau mutasi varian lainnya muncul akan membuat vaksin menjadi tidak efektif. Oleh karena itu, pakar dan produsen vaksin diupayakan agar dapat memodifikasi vaksin yang sudah ada menjadi tetap efektif dalam pengendalian Covid-19.
Agar tetap aman, maka dianjurkan melakukan empat pencegahan yakni meningkatkan protokol kesehatan, melakukan penelusuran kontak intensif pada keadaan khusus, mengawasi kedatangan dari luar negeri, dan meningkatkan jumlah pemeriksaan whole genome sequencing. (Jawapos)