JAKARTA – Anggota Komisi X DPR RI Fahmy Alaydroes mengatakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama setahun ini mengalami beberapa kendala. Dari hasil evaluasi pihaknya mengakui bahwa PJJ berpotensi menimbulkan dampak negatif salah satunya yakni sosial negatif yang berkepanjangan.
“Banyak tantangan dan masalah yang muncul, terutama dalam kaitannya dengan tumbuh kembang siswa (anak) sekaligus Meningkatnya risiko putus sekolah pada siswa dan angka penurunan capaian belajar menjadi faktor utama kekhawatiran pemerintah,” kata Fahmy lewat keterangan resminya, Sabtu (3/4).
Dampak psikologis PJJ yang berkepanjangan, imbuhnya, sudah pernah dilakukan penelitian oleh Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran, Bandung bulan Juni tahun lalu.
“Sebanyak 19,6 persen dari siswa (responden) mengaku cemas dan khawatir, 12,5 persen merasa bosan, 9 persen merasa akan kehilangan kemampuan penguasaan materi, dan 8,3 perse merasa akan butuh liburan jika pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) diperpanjang,” paparnya.
Sementara itu Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat adanya kenaikan angka anak putus sekolah dan pernikahan dini imbas dari pelaksanaan PJJ yang berkepanjangan. Pemerintah (Kemendikbud, Kemenkes, Kemenag, Kemendagri) harus terus mengawal dan memastikan bahwa Pembelajaran Tatap Muka Juli mendatang dapat berjalan baik. ( fin)