DEPOK – Musyawarah Daerah (Musda) Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) VI rencananya akan digelar pada Sabtu, 10 April 2021, bertempat di SD Muhammadiyah Meruyung 4 Kota Depok.
Adapun, Musda Pemuda Muhammadiyah Kota Depok kali ini mengusung tema “Menguatkan Integritas, Memajukan Kota Depok yang Beragama, Berbudaya dan Sejahtera.”
Ketua PDPM Kota Depok, Dani Yanuar Eka Putra mengatakan, pemilihan tema tersebut pada Musda kali ini memiliki alasan tersendiri. Menurutnya, hal itu tidak terlepas dari refleksi atas gerakan Pemuda Muhammadiyah belakangan yang mulai berjarak dari rel idealisme.
“Kami melihat ada pergeseran sikap dan pandangan yang dialami sebagian kalangan pemuda Muhammadiyah. Salah satunya terkait orientasi pragmatisme,” ujar Dani kepada wartawan Jabarekspres.com, Selasa (30/3).
Dani menerangkan, sebagai anak kandung gerakan Muhammadiyah, pemuda-pemuda Muhammadiyah sepatutnya menafasi semangat amar ma’ruf nahi mungkar yang selama ini menjadi jargon gerakan dan perjuangan Muhammadiyah.
“Kehadiran (gerakan) Muhammadiyah tidak bisa dilepaskan dari semangat fastabiqul khairat, yakni berlomba-lomba dalam kebaikan. Karena itu, misi amar ma’ruf nahi mungkar (perintah menegakkan yang benar dan memerangi yang salah) harus bisa diejawantahkan dalam laku perbuatan dan amal kebaikan setiap pemuda Muhammadiyah di mana dan kapan pun,” tegas Dani.
Sayangnya, menurut Dani, sebagian pemuda Muhammadiyah tidak mampu berdiri lurus dan tegak di atas rel pergerakan Muhammadiyah tersebut.
“Mereka dengan mudahnya tergelincir dalam watak pragmatisme (kepentingan sempit dan sesaat). Dengan menggadaikan spirit idealisme (menjunjung tinggi pesan-pesan dan nilai perjuangan) yang dimiliki organisasi,” imbuhnya.
Melihat hal itu, Dani pun kembali mengingatkan kepada rekan-rekan seperjuangan agar kembali pada khittah (nilai-nilai dasar dan kebijaksanaan) organisasi.
“Untuk itu, di Musda kali ini, saya mengajak kepada teman-teman seperjuangan agar, mari, kembali pada khittah Muhammadiyah. Bersama-sama memerangi sikap dan pandangan pragmatis yang merusak nilai perjuangan organisasi,” kata Dani. (Mg12)