“Saya melihatnya pingsan dan awalnya mengira dia terpeleset dan jatuh. Tapi kemudian darah mengucur dari dadanya,” katanya.
Di kota terbesar negara itu, Yangon, Sai Wai Yan yang berusia 13 tahun sedang bermain di luar ketika dia ditembak dan dibunuh. Keluarganya berduka di samping peti matinya pada Minggu (28/3).
“Bagaimana aku bisa hidup tanpamu, anakku,” ibunya menangis.
Di Yangon, penduduk mengatakan Hti San Wan Phi yang berusia 19 tahun tewas ketika peluru mengenai pipinya, saat dia berada di garis pertahanan para pengunjuk rasa. Orang tuanya mengatakan kepada teman-temannya untuk tidak menangis.
“Anak saya adalah seorang martir,” kata ibunya dengan ikhlas.
Laporan mengatakan aktivis hak perempuan berusia 37 tahun Ma Ah Khu juga menjadi korban. Dia ditembak di dada di kota barat Kale. Dia adalah direktur kelompok masyarakat sipil Women For Justice.(jawapos)