SUMEDANG – Musibah bencana longsor yang terjadi di Dusun Bojongkondang, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung pada Sabtu (9/1) lalu, memakan banyak korban.
Pasca bencana tersebut, korban terdampak yang rumahnya roboh oleh longsor serta yang berada dekat geseran tanah, terpaksa harus mengungsi dan tinggal di hunian sementara hingga relokasi selesai.
Terkait hal itu, salah seorang warga, Dusun Babakan Limus, RT02 RW11, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Leo Exval, 47, cukup berjasa dalam penyaluran logistik bagi para korban longsor di Cimanggung, Kabupaten Sumedang.
Hal tersebut karena Leo menjadikan wilayah rumahnya sebagai tempat penyimpanan logistik sementara dari donatur untuk disalurkan kepada para korban terdampak.
“Saya sengaja. Saya turut prihatin, tapi saya gak bisa bantu banyak. Jadi saya bikin rumah saya buat gudang sementara aja, buat transit,” kata Leo pada Senin (29/3).
Mengenai pembagian logistik yang ia terima dari para donatur, ia bekerjasama dengan Karang Taruna Kecamatan Cimanggung untuk membagikannya berdasarkan data sehingga hasilnya bisa tepat sasaran .
“Kalau buat pembagiannya saya dibantu anak-anak Tarka (Karang Taruna). Didata siapa yang terdampak, siapa yang keluarganya meninggal. Jadi nggak sembarang warga yang datang dikasih,” ujarnya.
Dalam penuturannya, Leo menuturkan bahwa tidak merasa keberatan dengan rumahnya yang menjadi tempat penyimpanan logistik sementara.
“Enggak, nggak keberatan. Sama sekali nggak keberatan. Justru saya senang bisa bantu saudara, bantu para korban. Dan saya nggak ambil bagian, saya ikhlas emang niat bantu,” ucapnya.
Sementara untuk kendala yang Leo alami, katanya, ia sempat digeruduk warga setempat karena pembagian logistik.
“Waktu itu pernah sampe didatangin warga. Mereka ngerasa logistik yang ada di rumah (Leo) bisa bebas dibawa. Saya nggak mau gitu. Saya mau salurinnya ya buat yang emang bener-bener kena dampak musibah kemarin,” imbuhnya.
Menurutnya, warga yang mendatangi rumah Leo merasa dirugikan karena tidak mendapat jatah pembagian logistik.
Sementara menurut data dari Karang Taruna Kecamatan Cimanggung, warga setempat yang datang justru lokasi kediamannya jauh dari peristiwa longsor.
“Makanya, saya juga heran, kenapa mereka maksa pengen dibagi. Padahal mereka gak kena dampak, rumah mereka jauh dari tempat longsor. Ini beda dusun kan, cuma emang masih satu desa,” tuturnya.