JAKARTA – Salah satu komplikasi serius yang paling banyak dialami pasien Covid-19 dengan sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS), ketika seseorang tidak mendapatkan cukup oksigen. Namun, para peneliti menemukan bukti bahwa Covid-19 dapat menyebabkan sejumlah gejala dan komplikasi berbeda. Tak hanya ARDS. Salah satunya adalah AKI, yang juga dikenal sebagai gagal ginjal akut.
Dilansir dari Medical News Today, Minggu (28/3), ketika SARS-CoV-2 menginfeksi sel, langkah pertama adalah virus menempel pada reseptor angiotensin converting enzyme 2 (ACE-2). Reseptor ini duduk di membran sel yang melapisi ginjal, paru-paru, saluran pencernaan, jantung, dan arteri.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 mungkin lebih cenderung menyerang ginjal daripada bagian tubuh lainnya karena ekspresi ACE-2 sangat tinggi. Tubulus proksimal pada ginjal juga bisa terdampak, yakni segmen utama ginjal yang bertanggung jawab atas sebagian besar reabsorpsi air dan nutrisi dari darah.
Setelah SARS-CoV-2 memasuki sel ginjal, maka mulai bereplikasi menggunakan mesin sel. Sel sering mengalami kerusakan.
Sistem kekebalan juga memicu respons peradangan setelah mengenali partikel virus yang menyerang. Respon ini secara tidak sengaja dapat menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada jaringan sehat. AKI terjadi ketika kerusakan ginjal cukup parah sehingga organ tidak dapat lagi menyaring darah dengan baik. Kerusakan ini menyebabkan produk limbah menumpuk di dalam darah, sehingga mempersulit ginjal untuk bekerja dan menjaga keseimbangan cairan tubuh.
Beberapa orang dengan AKI mungkin tidak memiliki gejala sama sekali. Namun, orang lain mungkin mengalami gejala seperti berkurangnya pengeluaran urin, kelelahan yang tidak dapat dijelaskan, dan bengkak di sekitar mata dan di pergelangan kaki dan kaki.Pada kasus yang parah atau tidak diobati, AKI dapat menyebabkan kegagalan organ, yang dapat menyebabkan kejang, koma, dan bahkan kematian.
Peneliti perlu mengumpulkan lebih banyak data pasien untuk membangun pemahaman mereka tentang hubungan antara kerusakan ginjal dan Covid-19. Namun, sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa AKI terjadi lebih sering selama pandemi saat ini daripada selama epidemi SARS pada 2003.
Studi yang diterbitkan pada Februari 2021 melaporkan tingkat yang bervariasi. Menurut beberapa penelitian, 4–37 persen kasus Covid-19 menyebabkan ganguan ginjal, dan AKI menyebabkan insiden 50 persen pada pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.