“Mau tidak mau, kita pindah. Kita bergeser. Rasanya anak-anak sekarang lebih mudah dan lebih cepat, apalagi kita sedang pandemi. Mereka bisa belajar, main game dan belajar apapun dengan cepat. Anak-anak sekarang bisa menerobos kemana saja. Tugas kita adalah infrastruktur dan rancang bagunan harus kita siapkan,” tegasnya.
Jawa Tengah menjalankan strategi pembangunan perpustakaan melalui beberapa gerakan, antara lain dukungan kebijakan, mulai dari anggaran hingga tim sinergi. Selanjutnya, Ganjar membuat i-Jateng, juga optimalisasi media sosial sebagai media kampanye.
“Dinas-dinas di Jateng saya dorong untuk punya medsos, dan diusahan verivite, centang biru. Soal buku, kita sudah harus siapkan e-book, termasuk banyak aplikasi yang mengembangkan membaca buku tidak hanya di-scrol, tapi juga bisa membukanya per halaman, seperti membaca buku fisik,” katanya.
Sang Gubernur juga memastikan bahwa ia adalah salah satu pribadi yang sangat suka membaca, dan ia sudah sangat lama berteman dengan buku. Maka tak heran jika ia selalu suka jika secara pribadi maupun Pemerintah Jawa Tengah harus mencari buku untuk maksud pembudayaan budaya baca ini.
“Saya itu paling suka dimintain buku. Pasti saya cariin. Kadang saya kontak penerbit untuk minta buku. Mereka punya banyak stok yang bisa dibeli dengan diskon dan bahkan banyak yang menghibahkannya. Kita bisa bantu teman-teman supaya bisa mendapatkan buku baru,” sambung dia.
Secara khusus pada masa pandemi ini, kata Ganjar, Jawa Tengah tak berhenti menyuarakan gerakan literasi dan budaya baca, tentu melalui saluran daring, melalui beberapa gerakan seperti Ruang Belajar Modern, kursus daring gratis yang diadakan oleh perpustakaan provinsi Jawa Tengah, juga membaca melalui i-jateng.
“Bosan berkegiatan di rumah, ayo ikut kursus online di Perpustakaan Provinsi Jateng. Meski selama pandemi ini kita mengaturnya lebih ketat,” ajaknya.
Hasil dari segala upaya dalam mendukung kegemaran membaca dan meningkatkan indeks literasi masyarakat Jawa Tengah ini adalah Jawa Tengah meraih angka yang cukup signifikan, baik secara online maupun ofline yang terhitung pada Desember 2020, mencapai 2.935.761 orang.