NGAMPRAH – Kabupaten Bandung Barat menjadi salah satu daerah percontohan dalam Program Kewirausahaan Sosial yang menyasar Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang sudah graduasi atau keluar dari Program Keluarga Harapan (PKH).
Kepala Dinas Sosial Bandung Barat Sri Dustirawati mengatakan, Program Kewirausahaan Sosial tersebut dicanangkan oleh Kementerian Sosial. Bandung Barat, kata dia, menjadi salah satu daerah yang menjadi pilot project dalam program tersebut.
“Di Jawa Barat cuma ada dua daerah yang melaksanakan Program Kewirausahaan Sosial, yakni Majalengka dan Bandung Barat. Di tingkat nasional juga enggak banyak daerah yang melaksanakan program ini,” kata Sri, Selasa (16/3).
Dalam Program Kewirausahaan Sosial, dia menjelaskan, pemerintah berupaya mendorong pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan bisnis. Pendekatan bisnis itu ditujukan untuk mengatasi risiko sosial dan masalah sosial, terutama yang berkaitan dengan kemiskinan dan pengangguran.
“Program ini ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, karena KPM yang sudah graduasi itu didorong untuk mempekerjakan warga sekitar dalam usahanya. Pemerintah bersinergi dengan pihak dari perguruan tinggi, seperti dari Universitas Padjadjaran, dalam melaksanakan pendampingan usaha,” paparnya.
Sri menyebutkan, Program Kewirausahaan Sosial di Bandung Barat melibatkan 286 KPM yang sudah graduasi atau keluar dari PKH. Selain mendapatkan pendampingan usaha, mereka pun mendapatkan bantuan sebesar Rp 3,5 juta untuk pengembangan usaha.
“Namun, mereka ini bukan hanya menerima bantuan, karena kami memberikan kail, bukan ikannya. Bantuan itu sebagai stimulan buat pengembangan usaha mereka, sehingga usaha mereka bisa berkembang dan berkesinambungan,” katanya.
Sri berharap, Program Kewirausahaan Sosial dapat turut membantu peningkatan perekonomian warga sekitar, karena KPM yang dilibatkan pun didorong untuk melakukan pemberdayaan sosial terhadap warga sekitar. Selain itu, KPM tersebut juga diharapkan bisa turut menggali potensi lokal agar memiliki nilai jual tinggi.
“Di Bandung Barat ini yang sudah berjalan di antaranya ialah di Cililin. Ada KPM yang sudah graduasi dari Program Keluarga Harapan, dia membuat teh tarik pakai jelly. Melalui pelatihan dan pendampingan dari pemerintah dan perguruan tinggi, produksinya kini mencapai 1.500-2.000 cup per hari,” paparnya. (mg6)