Candu Gawai, Salah Siapa?

BANDUNG – Gawai di kalangan masyarakat menjadi hal yang biasa. Semua kalangan hampir mempunyai gawai. Tak hanya untuk digunakan berkomunikasi secara cepat. Namun pada masa pandemi ini gawai dijadikan belajar dan bermain anak-anak.

Dampaknya, anak-anak setiap harinya kecanduan gawai. Ibarat kata–tak makan jika tidak bersama nasi. Bahkan sebagian orang tua pun memberikan gawai untuk sang anak. Tujuanya mempermudah belajar dan tidak bermain jauh.

Mirisnya, bayi usia 2 tahun pun sudah disuguhi gawai. Dengan bermodal kuota dan batre full, sang bayi bisa duduk manis dipangkuan sang bunda untuk bermain.

Tidak rewel sekalipun. Bahkan bisa menonton sambil menunjuk apa yang dimaunya. Tapi dampaknya seperti apa ke depannya?

Seorang ibu muda asal Kabupaten Bandung, sebut saja LN (Nama Samaran) mengaku menyesal telah menyuguhkan anaknya gawai. Pasalnya, terus menerus menggunakan gawai.

“Ah pokonya jadi gak kenal waktu. Dari bangun tidur main gawai sampai mau tidur. Alasannya daring,” ucap LN.

Dia pun mengatakan, sang anak bermain gawai tak lebih menonton youtube. Sisanya bermain game yang sedang ramai di kalangan anak-anak.

“Main apa yah, dia bilangnya FF atau ML. Gak tau itu game apa. Mabar, mabar gitu lah,” katanya.

Menurutnya, dia pun sudah melakukan berbagai cara untuk melarang bermain gawai. Namun sang anak malah marah-marah. “Ya marah lah, nangis, segala di lempar,” cetusnya.

Terpisah, hal yang sama dirasakan AS (ibu rumah tangga beranak dua). Namun berbeda usia sang anak. Kini dirinya sedang mengasuh anaknya yang berumur 2 sampai 3 tahun.

Ia bercerita, candu gawai telah melekat pada sang bayi. Sebab, setiap nangis dan menyusui selalu disuguhi gawai. Dengan menonton animasi dan dongeng anak-anak di youtube.

“Iya betul, setiap nangis saya kasih tontonan kartun di gawai. Bahkan kalau diambil sang anak nangis,” ujarnya.

Ia pun mengaku kebingungan atas kebiasaan sang anak yang kecanduan menonton melalui gawai tersebut. Sebab dikhawatirkan akan menjadi kebiasaan sampai besar.

“Iya gimana yah, padahal saya udah berusaha gak main gawai. Tapi sang anak menanyakan, dengan nangis-nangis,” paparnya.

Tinggalkan Balasan