JAKARTA- Isu Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjabat selama 3 periode, ramai dibicarakan. Politikus PKS, Mardani Ali Sera mengatakan, jika kabar itu benar, maka itu sangat membahayakan demokrasi.
Mardani meniliai, ide dan gagasan Jokowi 3 periode akan semakin membuat demokrasi di Indonesia mati, sebab, gagasan 3 periode bertentangan dengan reformasi.
“Terkait presiden 3 periode, ini berbahaya. Masyarakat dan kita semua wajib menjaga agar tidak ada gerakan, ide, gagasan presiden 3 periode karena bertentangan dengan reformasi dan dapat membuat demokrasi kita mati,” ungkap Ali Sera, Senin (3/15).
Dia bilang, memang Presiden Jokowi telah menolak isu itu sejak tahun 2019 lalu. Namun dikhawatirkan akan ada orang-orang yang mendesak untuk Jokowi melanjutkan pemerintahannya hingga 3 periode.
Mardani menilai, orang-orang yang mendorong Jokowi 3 periode sesungguhnya ingin menjerumuskan Jokowi.
“Pak Jokowi sudah menyatakan di 2019 itu tidak mungkin, tapi hati-hati pak terhadap para orang-orang yang ingin ngambil muka atau menjerumuskan pak jokowi. Ayo jaga konstitusi kita, periode 2 saja untuk presiden,” ujarnya.
Sebelumnya, juru bicara Presiden, Fadjroel Rachman ikut angkat bicara soal tudingan adanya skenario membuat aturan hukum agar jabatan presiden 3 periode.
Dia menegaskan bahwa Jokowi tetap pada ketentuan masa jabatan presiden dua periode.
“Presiden tegak lurus konstitusi UUD 1945, masa jabatan presiden 2 periode,” kata Fadjroel.
Hal yang sama dikatakan Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin. Dia juga membantah adanya perpanjangan masa jabatan presiden jadi dua periode. Ngabalin menganggap isu itu sebagai bentuk provokasi.
” Jangan memprovokasi rakyat. Jangan buat gaduh, cari isu yang bisa angkat partai barunya. Masa sih setiap statement bikin gaduh,” ujar Ngabalin. (Fin.co.id)