BANDUNG – Kini dunia pertanian tengah menghadapi tantangan produktivitas lahan pertanian yang makin terbatas serta regenerasi kaum petani. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) pun hadir dengan program Millennial Smartfarming yang melibatkan generasi milenial dalam mengembangkan ekosistem digital pertanian.
Millennial Smartfarming bertujuan untuk menciptakan petani-petani muda yang memiliki kapabilitas dalam mengelola aktivitas proses bisnis pertanian dengan memanfaatkan teknologi sehingga digitalisasi pertanian dapat benar-benar dirasakan manfaatnya di sektor pertanian. Program smartfarming sendiri sudah dilakukan sejak 2019, namun kali ini BNI melibatkan para milenial untuk menjajaki langsung teknologi ini.
Sebagai tahap awal, program Millennial Smartfarming dilaksanakan pada Rabu, 10 Maret 2021 di Desa Narawita, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Hadir pada kesempatan tersebut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Direktur Hubungan Kelembagaan BNI Sis Apik Wijayanto, Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Jabar Benny Bachtiar, Direktur Digital Bisnis PT Telkom Muhammad Fajrin Rasyid, Direktur Transformasi Bisnis PIHC Panji Winanteya Ruky, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, Bapak Herawanto, Kepala OJK Regional 2 Provinsi Jawa Barat OJK Indarto Budiwitono, dan CEO PT Mitra Sejahtera Membangun Bangsa Anto Yulianto Budi Santosa.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo kolaborasi di waktu pandemi sekarang ini begitu krusial, pihaknya mengapresiasi peran BNI dalam mengawal dan berkontribusi pada sektor pertanian Tanah Air.
“Terima kasih kepada BNI, kita memang harus mengoptimalkan seluruhnya untuk masyarakat. Saya mau BNI lebih semangat lagi untuk membantu. Karena siapa lagi yang mau bantu bangsa dan negaranya kalau bukan kita semua, kebersamaan sangatlah penting di masa sekarang,” tutur Yasin Limpo.
Sementara itu, Direktur Hubungan Kelembagaan BNI Sis Apik Wijayanto menjelaskan, BNI mengajak para milenial yang siap dan memiliki semangat yang tinggi untuk menjadi usahawan pertanian. Mereka akan berperan sebagai key player dari aktivitas bisnis pertanian dimulai dari pendataan dan akuisisi petani menggunakan aplikasi teknologi, penerapan teknologi digital selama budidaya, penggunaan sistem informasi digital pada manajemen usaha pertanian, hingga pembukaan akses pasar.