JAKARTA – Penyakit jantung dan diabetes bemang bisa dihindari dengan melakukan pola diet. Namun tahukah anda dengan pola diet yang ketat dan ekstrim dapat mengakibatkan tubuh menjadi kurang asupan nutrisi yang cukup. Terlebih dengan adanya virus covid-19 yang masih menyebar dimana-mana.
Lalu bagaimana sebenarnya hubungan antara diet ekstrem dan infeksi virus corona? Simak ulasan berikut ini. Dampak Diet Ekstrem Terhadap Risiko COVID-19. Dilansir dari beberapa sumber pada umumnya, diet digolongkan menjadi dua kategori. Pertama adalah diet yang dilakukan dengan mengurangi kalori yang dikonsumsi.
Kedua, diet yang cenderung menghindari jenis makanan tertentu, misalnya makanan berlemak, mengandung gula, atau makanan spesifik lainnya. Diet yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh melemah dan mudah terinfeksi COVID-19 adalah diet yang hanya mengonsumsi satu jenis makanan dengan porsi sedikit. Diet tersebut bisa digolongkan sebagai diet ekstrem.
Misalnya, sarapan hanya mengonsumsi selembar roti, makan siang hanya secangkir buah, dan makan malam hanya makan sebutir telur. Pola makan seperti ini tidak sehat karena mengganggu asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Ketika asupan nutrisi sedikit dan tidak seimbang alias hanya makan makanan yang itu-itu saja, tubuh jadi tidak bisa bekerja dengan baik untuk menghasilkan sel-sel kekebalan tubuh yang prima. Tak dimungkiri, kekebalan tubuh pun jadi menurun dan Anda rentan untuk terkena COVID-19 di masa pandemi. Dokter Devia Irine Putri juga menyuarakan hal yang sama.
“Diet ketat atau ekstrem (tidak sehat) akan memengaruhi daya tahan tubuh sehingga bisa menyebabkan tubuh mudah sakit. Tidak hanya meningkatkan risiko infeksi virus COVID-19 saja, tapi bisa juga virus atau bakteri lainnya,” jelas dia. (klikdokter/jpnn)