“Saat berlangsung kegiatan ritual, seluruh akses ke arah tugu ditutup, sehingga tidak bisa dilewati kendaraan. Tradisi ini terakhir dilakukan di akhir 1990-an,” kenang Husen.
Tidak berhenti di situ, konon di bawah tugu itu terdapat sebuah sumur tempat barang-barang pusaka tersimpan di dalamnya.
“Atas alasan itulah, upaya pelebaran jalan di kawasan tugu itu selalu menuai kendala,” pungkas Husen. (mg12)