“Target sekarang Rp 50 juta di tahun 2021, tahun lalu karena dalam situasi pandemi jadi targetnya Rp 32 juta. Kalau sekarang meningkat, mudah-mudahan kondisi masyarakatnya membaik. Kita juga lihat perkembangan, apakah bisa tercapai atau tidak, itu tergantung daya beli masyarakat,” sebutnya.
PAD sektor jasa usaha benih ikan didapat dari penjualan ikan konsumsi dan ikan hias yang mulai digarap sejak tahun 2018, lanjut Heri.
“Untuk harga jualnya tergantung ukuran. Kalau ikan nila dan lele untuk ukuran 5 sampai 7 sentimeter dijual dengan harga Rp 60 ribu per liternya. Kalau ikan koridora 1 inchi-nya sekitar Rp 1.500 per ekor, kalau ikan frontosa untuk ukuran 1 inchi itu sekitar Rp 3.000 per ekor, sedangkan untuk ukuran 2 inchi sekitar Rp 6.000 sampai Rp 8.000, tergantung ukurannya,” beber Heri.
“Yang paling banyak peminatnya adalah ikan nila dan lele, karena daya tahannya, serta pemeliharaannya lebih mudah, dan pakannya juga tidak terlalu repot,” tambah Heri.
Kata Heri melanjutkan, bahwa musim penghujan seperti sekarang ini, sedikit berpengaruh terhadap proses pemijahan. “Musim hujan ini biasanya diproses pemijahan pengaruhnya. Kalau ada perubahan musim, biasanya ada telur yang nggak netes, paling itu. Kalau ada perubahan cuaca ya. Seperti kemarin hujan terus-terusan, ke indukannya jadi telat,” pungkasnya. (fer)