BANDUNG – Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung selama satu tahun terkahir turut berdampak pada peningkatan pengangguran di Kota Bandung. Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung mencatat pemambahan pengangguran sebesar 3.03 persen.
Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja Disnaker, Marsana mengatakan, 77 persen pengangguran yang tercatat hingga akhir 2020 merupakan usia produktif.
“Sebagian dari PHK, tahun ini tingkat pengangguran nyang terbesar di usia kerja. Tingkat pendidikan SMA/SMK total sampai 87.457 orang. Faktor bonus demografi, struktur penduduk di Kota Bandung sebagian besar usia remaja. Total usia produktif 77 persen lebih, tingkat nasional sekitar 62-64 persen,” jelasnya kepada wartawan di Taman Dewi Sartika, Balai Kota Bandung, Kamis (4/3).
Menurutnya, peningkatan jumlah pengangguran di Kota Bandung yang saat ini mencapai 147.081 dikarenakan beberapa faktor.
“Jumlah pengangguran 2020 ada 147.081, sebanyak 105.067 pengangguran tahun lalu (2019). 3.03 persen naik, dari 8.16 persen ke 11.19 persen. Akibat terjadinya gelombang PHK yang cukup besar dan banyak yang dirumahkan,” tuturnya.
“Maret-Mei 2020 ada sekitar 9 ribu orang Kota Bandung pengangguran, 5 ribu dirumahkan, 3 ribu lebih di PHK. Muncul program prakerja, sudah tidak ada yang mendaftar, karena ada bantuan bpjs ada yg melalui kartu prakerja,” tambahnya.
Disinggung mengenai peluang pekerjaan yang bisa didapatkan masyarakat, Marsana mengatakan, perlu adanya perubahan pola pikir untuk membuat inovasi pekerjaan di tengah pandemi Covid-19.
“Masyarakat harus mulai merubah mindset yang dulu banyak mencari kerja, sekarang juga harus berani membuat inovasi bahkan membuka peluang kerja,” ucapnya.
“Banyak lapangan kerja yang cukup banyak di Kota Bandung. Tenaga marketing, kemudian tenaga yang berkaitan dengan informasi dan teknologi, ekspedisi transportasi, multiskill yang bisa menguasai teknologi,” bebernya.
Selain karena dampak Covid-19, Soni melanjutkan, tingkat pengangguran juga seiring dengan terjadinya distruksi ekonomi karena terdapat kompetitor baru di industri 4.0.
“Taxi berkurang cukup banyak, muncul transportasi online. Dulu banyak toko buku, munculnya e-book otomatis secara klasikal sudah kalah dengan teknologi,” katanya.
Adapun upaya-upaya yang dilakukan Disnaker Kota Bandung untuk menekan angka pengangguran di Kota Bandung, yakni melalui pelatihan serta bursa kerja.
“Edukasi pelatihan untuk bisa berwirausaha, macam-macam kebutuhannya. Sekarang ada yg senang dengan pastry, muncul baru barista, tata rias, itu kita lakukan pelatihan. Disnaker punya aplikasi yang bisa dimanfaatkan masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan atau fasilitasi dan lain-lain yang bersangkutan dengan ketenagakerjaan Playstore Bimma Bursa Kerja, atau disnaker.bandung.go.id,” jelasnya.