DEPOK – Taman rekreasi air Depok Fantasi Waterpark atau yang dikenal Aladin Waterpark akhirnya ditutup. Gedung taman rekreasi itu, kini sudah rata dengan tanah. Hanya menyisakan satu unit bangunan mini di bagian depan.
Setelah ditelusuri, ternyata bangunan yang disisakan masih berfungsi sebagai tempat penyediaan mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Sejumlah security terlihat sedang berjaga-jaga di bagian depan gedung itu.
Dari keterangan warga sekitar, tempat rekreasi Aladin Waterpark mulai ditutup sejak setahun terakhir, bertepatan dengan merebaknya wabah virus corona.
“Kalau mulai tutupnya sih sejak pandemi (Covid-19), ya sekitar satu tahun terakhir lah,” ungkap Rahmat salah satu pedagang kaki lima yang ditemui di area sebelah kanan gedung eks Depok Fantasi Waterpark, Sabtu (27/2).
“Sebab, pada saat pandemi, para pengunjung mulai jarang ke sini, dari yang tadinya ramai tiba-tiba jadi sepi. Jadi, mungkin alasan itu Waterpark Aladin ini ditutup,” cetusnya.
Sementara menurut Arman, 54, yang juga pemilik kios kelontong di dekat Waterpark Aladin, bangunan rekreasi itu mulai dibongkar sejak 2 minggu terakhir.
“Kurang lebih 2 minggu terakhir dilakukan pembongkaran,” ujar Arman.
Sama, Arman juga menyebut alasan ditutupnya tempat wisata air itu lantaran terkena dampak Covid-19.
“Ya tutupnya karena dampak virus corona,” tukas Arman.
Pasca dilakukan penutupan, banyak perubahan terjadi di lingkungan seputarnya. Salah satu yang paling dirasakan ialah sepinya pengunjung yang datang ke kawasan itu.
Arman yang hari-harinya berjualan di seputar lokasi Waterpark Aladin mengaku pendapatannya menurun drastis dibandingkan sebelum penutupan.
“Kalau dibuat perbandingan ya, dulu pendapatan saya 100, sekarang menurun jadi 50. Kira-kira begitu,” tutur Arman.
Dari cerita Arman, rencananya bangunan eks Waterpark Aladin itu akan dialihfungsikan menjadi kawasan perumahan.
“Informasinya sih katanya mau dibangun perumahan,” timpalnya.
Ia juga mengatakan kalau sejumlah wahana rekreasi dan perlengkapan fasilitas taman sudah diangkut dari lokasi.
“Alat-alatnya (wahana dan sejumlah perlengkapan fasilitas) sudah pada dibawa ke Aceh,” imbuhnya.
Terkait bangunan sisa yang belum sempat dirobohkan pihak manajemen perusahaan, kata dia, hal itu lantaran masih terikat kontrak dengan pihak pemilik.