Serius dalam Penanganan Covid-19, Kades Cibiru Wetan Transparan dalam Data, Bahkan Akui Ia Juga Penyintas Covid-19

BANDUNG – Kepala Desa Cibiru Wetan, Hadian Supriatna mengaku sempat terpapar Covid – 19. Meskipun begitu, ia tidak tutupi hal tersebut dari warganya. Hadian melakukan isolasi mandiri selama lima hari saat dinyatakan reaksi dan saat menerima hasil swab di rawat di Rumah Sakit AMC lima hari dan kemudian melakukan isolasi mandiri lagi di rumah tujuh hari.

“Saya ingin  mengedukasi saja, bahwa Covid ini bukan kutukan bukan aib dan bukan diakibatkan karena kenakalan, seperti HIV dari seks bebas atau penyalahgunaan jarum suntik secara bersama-sama, dan covid masih di anggap tabu dan dirahasiakan,” tutur Hadian Supriatna Kepala Desa Cibiru Wetan.

Ia pun juga mengkritik mengenai kode etik aparat kesehatan.

“Menguatkan stigama masyarakat tidak terbuka untuk covid, ketika selalu menyebut data covid ini rahasia, kode etik jabatan. Padahal ketika kita tahu dimana saja yang terpapar kita tahu dan bisa kita buat contoh perilaku terhadap covid ini seperti apa,” tuturnya.

Hadian juga mencontohkan dirinya bahwa ia selalu menggunakan masker setiap hari, menjaga jarak serta mencuci tangan akan tetapi terkena.

“Artinya masyarakat bisa tahu kades saja yang menjaga serta menyuarakan bisa terpapar apalagi yang tidak hati-hati, itu pentingnya,” tuturnya.

Kemudian dari penanganan 3T (Tracking, Treatment, Testing) jika data awal tidak terkonfirmasi bahwa ada gejala kemudian ditutup-tutupi ia bersama jajaran tidak bisa mendata.

“Kemudian kita tidak bisa merekomendasikan kepada puskesmas, dan kita tidak bisa mengajak warga masyarakat untuk membangun kepedulian ketika ada yang ter konfirmasi, karena biasanya masyarakat spontanitas melakukan iuran atau sembako kepada orang yang terkena,” ujarnya.

Selain itu dari penangan standar untuk menenangkan warga yang ter konfirmasi kita lakukan penyemprotan desinfektan data dirahasiakan apa yang mau di semprot(tangani).

Sehingga motivasinya mengumumkan bahwa dirinya terpapar covid-19 saat itu adalah untuk memberi contoh bahwa ini bukanlah hal memalukan dan keterbukaan ini menjadi penting sehingga masyarakat yang ter konfirmasi bisa bertanya bagaimana Hadian saat terpapar Covid saat itu.

“Dan sayapun saat itu hanya positif saja dan pada saat itu saya ikhlas karena persoalan covid ini meninggal ketika kita down, merasa covid ini mematikan, takut, nah saya mencoba ikhlas ini bagian dari takdir dan kemudian berharap doa dari banyak orang,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan