CALIFORNIA – Para ilmuwan di California, Amerika Serikat semakin khawatir tentang munculnya varian virus Korona yang tumbuh subur. Sebab penelitian menunjukkan bahwa varian tersebut lebih menular daripada jenis sebelumnya dan mungkin lebih resisten terhadap vaksin saat ini atau tak mempan.
Varian tersebut dikenal sebagai B.1.427/B.1.429, pertama kali muncul di California pada musim semi lalu. Tapi, tidak muncul di radar ilmuwan sampai musim dingin ini. Namun, para ilmuwan sebelumnya tidak yakin apakah varian itu memang lebih menular daripada strain sebelumnya atau memicu peristiwa superspreading.
Dalam sebuah studi baru, yang belum dipublikasikan dalam jurnal peer-review, para peneliti menganalisis 2.172 sampel virus yang dikumpulkan di California antara September 2020 dan Januari 2021. Mereka menemukan bahwa varian belum muncul pada September. Lalu pada Januari 2021, varian itu telah menjadi varian utama di California, dengan kasus berlipat ganda setiap 18 hari, seperti laporan The New York Times.
Terlebih lagi, studi laboratorium menemukan bahwa varian itu 40 persen lebih kuat dalam menginfeksi sel manusia dibandingkan dengan jenis sebelumnya. Selain itu, orang yang dites positif untuk varian California memiliki viral load (jumlah virus) dua kali lipat di hidung dan tenggorokan daripada orang yang terinfeksi versi virus lain.
Ini mungkin berarti bahwa orang yang terinfeksi dengan varian California dapat menyebarkannya lebih mudah daripada orang yang terinfeksi dengan jenis lain, menurut Los Angeles Times. Para peneliti mengatakan temuan mereka berarti bahwa B.1.427/B.1.429 harus dianggap sebagai alarm yang serupa dengan varian yang muncul di Inggris, Afrika Selatan, dan Brasil.
“Setan sudah ada di sini,” kata penulis utama studi Dr. Charles Chiu, seorang ahli virus di University of California, San Francisco, kepada LA Times.
Ada juga bukti yang sangat awal bahwa varian California mungkin lebih mematikan daripada jenis lainnya. Ketika peneliti Chiu dan rekannya menganalisis sekitar 300 kasus B.1.427/B.1.429 di San Francisco, mereka menemukan bahwa mereka yang terinfeksi varian ini lebih mungkin meninggal daripada mereka yang terinfeksi jenis virus Korona lainnya. Tetapi karena ukuran sampel yang kecil (hanya 12 orang yang meninggal secara keseluruhan), hasilnya mungkin tidak bermakna secara statistik.