Emma berharap ke depan Rumah Alifa bisa lebih bersinergi dengan Bupati Bandung ke depan, Pemkab Bandung hingga Muspika Pacet untuk lebih peduli kepada anak-anak disabilitas.
“Kami berharap Rumah Alifa bisa menjadi jembatan bagi masyarakat, pemerintah dan stakeholder untuk lebih peduli dan membantu para anak disabilitas khususnya yang berada di Kecamatan Pacet,” ucap Emma.
Ia menuturkan Rumah Alifa yang didirikan tanggal 18 Februari 2021. Berangkat dari kenyataan di lapangan akan masih banyaknya bullying, body shaming atau pelecehan fisik terhadap anak disabilitas di tengah masyarakat. Hal itu menurutnya bisa menurunkan semangat juang bahkan sampai merusak mental orangtua dari anak penyandang disabilitas. Sehingga tidak sedikit anak disabilitas yang terlantarkan orangtuanya.
Oleh karena itu, imbuh Emma, dengan adanya Rumah Alifa ini dengan salah satu program unggulannya adalah pengajian bulanan yang akan diisi oleh motivator yang ahli di bidangnya, diharapkan dapat lebih meningkatkan semangat juang para orangtua dari anak penyandang disabilitas dan memotivasi orangtua untuk lebih memperhatikan serta memberi pelayanan yang lebih maksimal kepada anak disabilitas.
“Sebab kami yakin, jika orangtua anak penyandang disabilitas itu kuat, maka anaknya pun akan kuat,” tandas Emma.
Emma mengungkapkan beberapa hari sebelumnya, Rumah Alifa alkukan kegiatan home visit secara door to door ke enam desa di Kecamatan Pacet melakukan survei anak penyandang disabilitas. Hasilnya, data yang masuk ke Rumah Alifa sudah tercatat adda 86 anak disabilitas di Kecamatan Pacet.
“Untuk itu kami berharap doa dan dukungan dari semua pihak, juga dari Bapak Bupati Bandung terpilih, agar tim Rumah Alifa ini bisa lebih semangat dalam berjuang malayani anak penyandang disabilitas ini,” ucap Emma. (don)