SOREANG – Pelaksana Harian (Plh) Bupati Bandung A. Tisna Umaran mengatakan, kondusivitas wilayah Kabupaten Bandung terkait isu kerukunan antar umat beragama dinilai cukup baik. Namun menurutnya, kondisi aman dan nyaman tersebut harus terus dipupuk, terutama pada kalangan milenial.
“Di wilayah kita tidak ada hal yang mendesak, tapi justru kondisi aman dan nyaman ini harus terus dibina. Sikap toleransi harus terus dijaga, apalagi ini pesertanya generasi muda. Dari mulai dasar kita beri atmosfir, bagaimana mereka bisa berkomunikasi, bersilaturahmi dan berdiskusi lintas agama,” ujar Plh Bupati Tisna Umaran di sela kegiatan Fasilitasi Toleransi Kerukunan Hidup Umat Beragama Bagi Generasi Muda Lintas Agama di Grand Sunshine Hotel and Convention Soreang, Senin (22/02).
Dengan kegiatan fasilitasi tersebut, tutur Tisna Umaran, diharapkan tumbuh kesadaran, persatuan dan rasa saling menghargai di antara umat beragama. “Kegiatan ini sangat strategis. Komunikasi dan silaturahmi dalam forum seperti ini, merupakan tali untuk mempertemukan kita antar umat beragama. Seringnya berkomunikasi, bergaul dan berinteraksi, maka akan timbul toleransi,” tuturnya.
Pancasila sebagai ideologi, alat pemersatu dan pegangan hidup bangsa, lanjut Tisna, diimplementasikan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung dengan membentuk Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).
“Kebebasan warga dalam menjalankan ibadah masing-masing itu dijamin oleh Negara. Meskipun Kabupaten Bandung relatif aman, namun hal-hal yang dapat menjadi gangguan tentu harus kita antisipasi. Salah satunya melalui forum seperti ini, dengan menghadirkan peserta dari kalangan milenial,” terang Tisna.
Dengan 100 peserta yang dibagi menjadi dua gelombang, kegiatan tersebut menghadirkan narasumber dari unsur praktisi, DPRD, FKUB, Kodim 0624 dan Dinkes Kabupaten Bandung.
Kepala Badan Kesbangpoil Kabupaten Bandung Iman Irianto mengungkapkan, kegiatan tersebut bertujuan menjaga ketahanan sosial budaya dan ketahanan bangsa, dengan membangun kebersamaan, saling menghormati, menghargai atas keyakinan dalam ajaran agama yang dianut setiap warga negara.
“Selain itu juga bertujuan meningkatkan kewaspadaan dini terhadap isu yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa, mewujudkan kehidupan masyarakat yang harmonis, dan menjaga kondusivitas daerah di Kabupaten Bandung,” ungkap Iman Irianto.