Dekki menjelaskan bahwa Gempa beserta Komunitas Pecinta Alam di Kecamatan Cimanggung sebetulnya sanggup menanam hingga ribuan pohon dalam satu hari.
Akan tetapi Dekki menegaskan bahwa tujuan penanaman pohon bukan hanya simbolis menanam lalu tidak merawatnya, namun penanaman pohon harus disertai perawatan serta pemantauan hingga pohon tersebut dapat tumbuh secara mandiri.
Dalam sesi sharing season, Pepep DW sebagai Pecinta Alam sekaligus penulis yang tergabung dalam Komunitas Gunung Institut memaparkan terkait kawasan-kawasan di setiap gunung.
“Hutan larangan atau yang disebut wilayah cagar alam, hutan lindung yang dalam arti adalah hutan yang melindungi wilayah cagar alam atau hutan larangan,” tutur Pepen dalam sharing season di Gunung Masigit Kareumbi, Sumedang.
Pepep menjelaskan dengan detil mengenai istilah serta wilayah-wilayah hutan dan gunung.
Menurutnya sebelum meributkan soal perusakan alam, pahami dulu mengenai wilayah hutan atau gunung yang boleh dan tidak untuk dikunjungi manusia.
Pembekalan mengenai kawasan hutan dan gunung yang dijelaskan oleh Pepen, membuat para anggota yang tergabung dari berbagai Komunitas Pecinta Alam di Kecamatan Cimanggung, Sumedang semakin memahami terkait makna mencintai alam.
Pada akhir sharing season dalam kegiatan HPSN 2021 yang dilakukan dengan membersihkan sampah sekaligus menanam pohon di Gunung Masigit Kareumbi ditutup oleh pemaparan dari Pembina Komunitas Peduli Lingkungan Gunung Masigit Kareumbi (KPL GMK), Rahmat Kurnia.
“Selama sejarah tanah Sunda, kita diajarkan untuk selalu peduli terhadap alam. Karena jika alam sampai hancur, hancur pula kehidupan,” pungkas Rahmat dalam sharing season.
Kegiatan Hari Peduli Sampah Nasional (HSPN) 2021 yang dilakukan dengan pembersihan sampah sekaligus penanaman pohon di Gunung Masigit Kareumbi Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang itu pun berakhir lancar dan aman serta tetap menerapkan protokol kesehatan. (mg10)
