BANDUNG – Berdasarkan analisis BMKG Bandung pada bulan November 2020 ada beberapa indikator sebagai berikut yang menyebabkan penambahan curah hujan jadi tinggi.
Pertama, ada indikasi gangguan global yaitu fenomena La Nina tingkat moderat hingga lemah dengan puncak La Nina moderat bulan Januari 2021.
Lalu, sifat hujan selama periode musim hujan di Jawa Barat pada tahun 2020/2021 didominasi normal. Kemudian prediksi sea surface temperature dari bulan November sampai Desember 2020 cenderung hangat sehingga ada potensi penambahan curah hujan.
Berdasarkan beberapa parameter tersebut, maka puncak musim hujan pada periode musim hujan 2020/2021 perlu diwaspadai selama bulan November hingga Desember 2020. Kemudian, Januari 2021 ke awal bulan Februari 2021 sesuai dengan fenomena La Nina Moderat dengan puncak terjadi di bulan Januari 2021.
“Menjelang di bulan Maret 2021 ada penambahan curah hujan kembali terutama di wilayah Jawa Barat bagian timur. Kemudian di bulan April sampai Mei akan memasuki di awal musim kemarau,”ujar Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu.
“Pada musim kemarau tahun ini terlihat ada indikasi penambahan curah hujan selama periode musim kemarau 2021. Sehingga pada periode musim hujan ini, kondisi curah hujan tinggi terjadi di beberapa bulan yang memang selalu perlu diwaspadai dan diantisipasi terhadap potensi bencana hidrometeorologi,”paparnya.
Teguh Rahayu mengatakan, kecenderungan hujan yang terjadi dengan intensitas sedang hingga lebat baik itu dalam skala hari atau minggu.
Ada break curah hujan baik itu karena ada gangguan skala regional kurang lebih satu minggu seperti adanya gangguan siklon tropis di utara atau selatan Khatulistiwa.
Sehingga dengan karakteristik curah hujan tersebut, perlu diantisipasi potensi bencana hidrometerologi baik itu banjir, banjir bandang akibat adanya longsoran di hulu sungai, maupun potensi gerakan tanah atau longsor. (Mg8)