Pemasaran online
Usaha kue pia yang saat ini dijalani Dinarti tersebut, masih menggunakan skema pemasaran secara konvensional. Kue-kue pia buatannya itu, sebagian besar dititipkan di kafe-kafe milik rekan Dinarti dan suaminya.
Dinarti mengaku salah satu tantangan terbesar untuk memulai usaha adalah menemukan pangsa pasar yang tepat. Penggunaan media sosial seperti Instagram atau Facebook, tidak serta merta mampu mendorong penjualan produk kue buatan rumah itu.
Bagi para pelaku usaha skala kecil, penggunaan media sosial atau platform digital sebagai media pemasaran produk bukanlah perkara mudah. Banyak faktor yang mempengaruhi agar usaha tersebut bisa diterima para pengguna media sosial.
“Kami sudah pernah mencoba untuk berjualan secara online. Itu tidak semudah yang dibayangkan. Kesulitan kami ada pada jaringan yang kami miliki, karena sejauh ini, penjualan kami masih dari kalangan teman,” kata Dinarti, dilansir dari Antara.
Kondisi tidak jauh berbeda juga dihadapi oleh pemilik usaha produk makanan rumahan, Pawon Slamet, Aida Rujito. Di usianya yang tidak lagi muda, pemasaran dengan menggunakan platform digital menjadi sebuah tantangan yang cukup berat.
Bahkan, pemasaran produk secara digital maupun konvensional tersebut, menjadi penyebab tertundanya rencana untuk membuka usaha sejak 2017 silam. Namun, karena dorongan dari kerabat dekatnya, akhirnya Aida memberanikan diri untuk memulai usaha pada Desember 2020.
Berbeda dengan Dinarti, Aida yang kini telah berusia 65 tahun itu memiliki anak dan cucu yang melek teknologi. Anak dan cucu Aida lah, yang menjadi ujung tombak pemasaran produk makanan rumah berupa paru goreng, babat goreng, empal suwir, dan cumi saos mentega itu.
Jaringan pertemanan yang dimiliki anak dan cucunya tersebut, sangat membantu pemasaran produk buatan Pawon Slamet itu. Anak dan cucu yang memasuki usia remaja tersebut, dengan mudah menawarkan produk masakan rumah itu hanya melalui akun Instagram miliknya.
“Penjualan dibantu dengan cucu dan anak saya menggunakan media sosial. Mereka memiliki jaringan pertemanan yang banyak, bahkan jaringan tersebut bisa meluas,” kata Aida.
Aida yang baru saja membuka usaha pada Desember 2020 tersebut, saat ini sudah mampu menambah modal untuk kelangsungan usahanya. Omzet rata-rata yang ia bukukan selama satu pekan, kurang lebih berkisar antara Rp750.000 hingga Rp1.750.000.