BANDUNG – Menjadi relawan kemanusiaan merupakan suatu tanggung jawab serta panggilan bagi Yani Handayani, bahkan kegiatan tersebut sudah Yani jalani hampir 13 tahun.
Yani merupakan seorang ibu rumah tangga yang juga penyandang disabilitas polio, bersama suami yang juga seorang disabiltas, ia sering terlibat dalam setiap kegiatan dalam memperjuangkan hak seorang disabiltas.
“Tadinya saya dari Bilic (Bandung Independent Living Center) sekitar 13 tahun, namun jangkauannya Kota Bandung, jadi saya tidak bisa bergerak untuk daerah sini (Kabupaten Bandung) sehingga saya keluar atau resign,” tutur Yani Handayani kepada Jabar Ekspres, Rabu (03/01).
Setelah bergerak 13 tahun dalam memperjuangkan hak penyandang disabilitas, ia mengaku ingin beristirahat dari aktivitasnya sebagai relawan disabiltas.
Namun, setelah sempat berhenti, ia merasa ada sesuatu yang berbeda dan kurang dalam dirinya sehingga ia pun bergerak kembali sebagai relawan disabilitas.
“Ternyata tidak bisa karna mungkin sudah 13 tahun bergerak di BILIC lalu diam di rumah tidak enak juga seperti ada yang kurang, sehingga sekarang membatu SPICE Indonesia (Severe and Profound Impairment Collective Empowerment Indonesia) atau Pemberdayaan Kolektif Disabilitas Berat,” ucapnya.
Hingga saat ini Yani bersama suaminya masih bergerak untuk membantu hak-hak seorang disabilitas terutama disabilitas berat bersama SPICE Indonesia, serta ia ingin merubah stigma masyarakat mengenai penyandang disabilitas yang masih di pandang sebelah mata. (mg13)