JAKARTA- Mantan juru bicara Presiden KH Abdurrahman Wahid, Adhie Massardi menduga, adanya jaringan ekstrimis rasis di Indonesia yang dipersiapkan untuk menyerang kelompok oposisi. Menurut Massardi, kelompok ini berlindung di balik kekuasaan.
“Jaringan ekstrimis rasis di Indonesia berlindung di balik kekuasaan, dipakai untuk menyerang kelompok oposisi seperti tokoh Papua Natalius Pigai. Dalam menghantam oposisi jaringan pendukung penguasa halalkan segala cara, termasuk gerakan rasisme. Itu sebab mereka aman-aman saja,” ungkap Massardi dilansir twitternya, Rabu (27/1), dilansir dari fin.co.id.
Adhie Massardi mengatakan itu, terkait ungkapan rasis dari ketua relawan Jokowi-Amin (Projamin), Ambroncius Nababan terhadap Natalius Pigai. Kini Ambroncius telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan oleh Bareskrim Mabes Polri. Massardi meminta agar kepolisian membongkar jaringan tersebut.
“Pasca Tetapkan A Nababan jadi tersangka, Bareskrim harus bongkar dan tindak anggota Jaringan Nasional Ekstrimis Rasis yang rusak NKRI dengan nebar isu SARA yang selama ini bergerak di medsos sok bela rezim,” kata Massardi.
Dia bilang, agar kepolisian tidak hanya berhenti di Ambroncius Nababan. Namun bisa membongkar jaringan rasis yang sistematis.
“Jangan berhenti di A Nababan. Bongkar jaringan ekstrimis rasis yang secara masif dan sistematis gulirkan isu Suku, Agama, Ras dan Antar-golongan yg berlindung di balik kekuasaan. Jika berhasil Kabareskrim Komjen LS Prabowo bisa jadi Kapolri pro-Civil Society,” ungkapnya.
Bareskrim Polri telah menangkap Ambroncius Nababan dan menetapkannya sebagai tersangka terkait rasisme ke tokoh Natalius Pigai. Belakangan, nama Guru Besar Universitas Sumatera Utara (USU), Yusuf L Henuk juga jadi sorotan. Sebab dirinya pernah mengunggah foto seekor monyet dan disandingkan dengan foto Natalius Pigai. (Fin.co.id)