JAKARTA – Kabid Humas Polda Aceh Kombes Winardy menyebut bahwa saat ini penyidik Densus 88 Antiteror masih memeriksa lima teroris yang ditangkap pada Rabu dan Kamis pekan lalu di wilyah Aceh.
Kini, penyidik Densus 88 masih mendalami profesi hingga ancaman-ancaman dan aksi teror yang pernah dilakukan kelompok yang berafiliasi dengan ISIS di Suriah itu. “Kelima teroris itu masing-masing berinisial UM alias AA alias TA, inisial SA alias S, inisial SJ alias AF, inisial MY dan inisial RA. Sekarang masih diperiksa,” kata Winardy dalam keterangan yang diterima JPNN, Senin (25/1)
Menurur Winardy, kelima teroris itu berprofesi berbeda-beda. Untuk terduga teroris inisial UM alias AA alias TA berprofesi sebagai pedagang buah-buahan.
“Terduga inisial SA alias S dan RA memiliki profesi sebagai tukang,” ujar Winardy. Selanjutnya, terduga teroris inisial SJ alias AF berprofesi sebagai aparatur sipil negara (ASN) di Pemkab Aceh Timur.
“Kemudian terduga inisial MY berprofesi wiraswasta memiliki usaha perikanan dan kafe,” sambung Winardy. Pperwira menengah ini menuturkan, kelima teroris itu merupakan bagian dari kelompok Jemaah Ansharut Daulah (JAD) dan berkaitan dengan bom bunuh diri di Polrestabes Medan pada 2019 silam.
“Mereka juga berencana membuat Bom yang akan digunakan untuk aksi teror di wilayah Aceh, serta berencana berangkat ke Afghanistan untuk bergabung dengan kelompok Daulah ISIS”, lanjut Winardy.
Dari penangkapan itu, petugas mendapatkan sebuah catatan yang berisi pesan ancaman terhadap TNI/Polri. “Kemudian ancaman bagi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Aceh,” tandas Winardy. (Jpnn)