BANDUNG – Ifransyah Riyanto tidak pernah menyangka, liburan pada Desember 2020 lalu akan menjadi momen terakhir dia bersama kedua orangtua dan adiknya. Sebab, mereka menjadi dua korban yang meninggal pada kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182, Sabtu (9/1/2021) lalu.
Irfansyah bercerita, jika kedua orangtuanya Rahmawati dan Toni Ismail memang biasa menghabiskan waktu liburan tahunan di kediamannya, di Kavling Geodesi, Kelurahan, Cisaranten Kulon, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung. Irfansyah mengaku, memang perantau dari Pontianak.
”Tiap tahun orangtua dan adik selalu datang ke sini untuk liburan dengan keluarga saya,” kata Irfansyah kepada wartawan di sela-sela penerimaan santunan dari Jasa Raharja, Sabtu (16/1/2021).
Tidak hanya kedua orangtuanya, adiknya Ratih Windania, anaknya Yumna, 3 tahun, dan Atar, 8 tahun, ikut dalam liburan saat itu. ”Ibu itu kepala sekolah di SD Pontianak. Memang sengaja menemui saya di Bandung. Biasanya, liburannya tak pernah lama. Dan liburan ini paling lama, tiga minggu,” urainya.
Karena situasi pandemi, Irfansyah pun tak banyak membawa orangtua dan keluarganya liburan. Kalau pun mau keluar rumah, hanya sekadar cari angin, belanja atau makan bersama, setelah itu pulang. Khawatir keluarganya terjangkit Covid-19.
Sampai akhirnya mereka pun harus pulang ke Pontianak. Irfansyah sendiri yang mengantarkan mereka ke bandara. Namun, beberapa saat sebelum ke berangkatan, adiknya sempat bertanya, ”Apakah Nam Air itu bagus?”
”Saya bilang penerbangan itu cukup baik. Tidak usah khawatir,” ucapnya.
Hari pemberangkatan pun tiba. Sebelum berangkat, Irfansyah menyempatkan diri untuk kecup pipi kanan kiri untuk kedua orangtuanya. Begitupun pada adik dan anaknya Yumna, serta Atar.
Tiba di bandara, Ratih Windania dan Yumna pun menyampatkan berfoto. Jaket merah milik Yuna, yang belakangan viral ditemukan saat pencarian oleh gabungan.
”Jaket merah yang ditemukan tim gabungan itu tidak dipakai. Tapi dimasukkan ke dalam koper. Berat hati saya ketika tahu itu jaket milik Yumna, saya berharap mereka selamat dan diketemukan,” urainya.
Sampai akhirnya dia menerima kabar, Sriwijaya Air SJ 182 yang ditumpangi keluarganya jatuh di kawasan pulau Seribu. Irfansyah mengaku, tidak marah kepada siapapun, termasuk penerbangan Sriwijaya.