CIANJUR – Dinas Kesehatan Cianjur Provinsi Jawa Barat mencatat lima dari tujuh orang tenaga kesehatan di Puskesmas Cidaun yang positif COVID-19 dan menjalani isolasi di vila khusus dinyatakan sembuh dan sudah dapat kembali bekerja seperti semula.
“Namun kegiatan di pusat layanan kesehatan tersebut, dibatasi dan untuk rawat jalan dihentikan sementara hingga batas waktu yang belum bisa ditentukan,” kata Juru Bicara Pusat Informasi dan Kordinasi COVID-19 Cianjur, dr Yusman Faisal saat dihubungi di Cianjur, Selasa (12/1) dilansir dari antaranews.com.
Ia mengatakan terpaparnya tujuh orang tenaga kesehatan tersebut, setelah hasil tes usap keluar dengan status poisitif, sehingga tes usap kembali dilakukan terhadap seluruh pegawai serta penerapan bekerja di rumah diberlakukan.
“Mereka yang terpapar langsung menjalani isolasi, sedangkan pegawai lainnya dirumahkan untuk sementara waktu. Untuk pelayanan rawat jalan dihentikan sementara, sedangkan pelayanan gawat darurat dan voned masih dapat dilakukan, hanya tenaga medis yang melayani pasien dibatasi,” katanya.
Ia menjelaskan, lima dari tujuh orang yang terpapar terdiri dari tenaga kesehatan, saat ini sudah dinyatakan sembuh dan dua orang lainnya masih menjalani isolasi menunggu hasil tes usap ketiga keluar, dengan hasilnya harapan negatif, sehingga mereka dapat bertugas kembali seperti biasa.
Hingga saat ini, pihaknya masih melakukan penelusuran terkait terpaparnya ketujuh orang tenaga kesehatan tersebut, namun pihaknya menduga mereka terpapar dari pasien yang datang ke Puskesmas.
“Tapi masih kita telusuri karena penularan saat ini, terjadi secara sporadis,” katanya.
Kepala Puskesmas Cidaun, Eman Sulaeman mengatakan lima dari tujuh orang tenaga kesehatan yang sempat menjalani isolasi di Cianjur, selama tiga minggu itu, saat ini sudah kembali bertugas dengan pembatasan waktu, termasuk beberapa orang yang tetap masuk untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi warga.
Untuk memutus rantai penyebaran virus berbahaya, ungkap dia, pihaknya mensterilkan semua ruangan dengan menyemprotkan disinfektan dan membatasi jumlah pegawai yang masuk kantor serta membatasi pelayanan gawat darurat dan voned yang masih dapat dilayani.
“Kami belum bisa memastikan dari mana ketujuh orang tenaga kesehatan terpapar COVID-19, kemungkinan dari pasien yang setiap hari berobat atau bisa saja perjalanan pulang pergi Cianjur. Kami mengimbau warga khususnya di Cidaun, untuk selalu waspada dan meningkatan kesadaran dalam menerapkan protokol kesehatan,” katanya. (antaranews.com)