BANDUNG – Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Bandung Deden Ridwansyah mengatakan, terdapat keretakan diatas kejadian titik longsor, sehingga dikhawatirkan terjadi longsor susulan.
“Kontur tanah pun tentunya yang paling kita khawatirkan terjadi longsor susulan. Sebab terdapat keretakan di atas tempat kejadian longsor yang saat ini kita lakukan pencarian,” ucap Deden di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Minggu (10/1).
Guna mengantisipasi terjadinya longsor susulan. Tim SAR sudah berkoordinasi dengan BMKG untuk pemasangan Warning Receiver System (WRS) di atas titik keretakan tanah.
Deden mengaku, sebelum dipasangnya WRS, Tim SAR sudah menerapkan safety officer sebanyak 16 orang yang tergabung dalam TNI, Polri dan SAR untuk memberikan informasi jika terjadi pergerakan tanah.
“Ini konek dengan alat komunikasi dengan safety officer yang ada di bawah. Jadi kami bisa leluasa melakukan proses pencarian korban longsor,” katanya.
Dalan proses evakuasi korban, mengerahkan sejumlah alat berat untuk permudah proses pencarian. Salah satunya, tambahan alat berat dari BBWS dan PUPR kabupaten maupun provinsi.
“Kita juga nanti akan membutuhkan damtruk untuk mengangkut material yang disisir excavator. Sehingga tidak mengganggu excavator yang lainnya,” ucap Deden.
Hingga pukul 13:00 WIB, Kepala SAR Bandung ini mencatat sebanyak 30 orang yang menjadi korban bencana di Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang. Sebanyak 18 orang mengalami luka dan total 12 orang meninggal.
“Sampai dengan hari ini alhamdulillah kita mendapatkan 1 korban tadi pukul 09:30 dan sudah dibawa ke puskesmas untuk pendataan,” tutupnya. (MG1)