“Dalam kondisi darurat seperti ini, seharusnya Presiden menunjuk orang yang tepat untuk menduduki kursi menkes. Sebagai bankir, Pak Budi cukup berpengalaman dalam hal manajerial. Tapi soal penanganan COVID-19, tidak cuma butuh keahlian manajerial, tapi harus memiliki kemampuan dan keahlian di bidang kesehatan secara menyeluruh. Apalagi ini menyangkut nyawa anak bangsa. Seharusnya Presiden lebih bijak dalam menempatkan seseorang dalam posisi strategis,” katanya.
Dia khawatir, penunjukan Budi Gunadi akan menimbulkan rasa ketidakpercayaan masyarakat atas penanganan pandemi. Pemilihan Menkes non-tenaga kesehatan justru semakin membuat ketidakjelasan sikap pemerintah dalam mengatasi melonjaknya pasien COVID-19.
“Ketidakjelasan sikap pemerintah ini akan berdampak multidimensi, khususnya dalam sektor transportasi, di mana pada pergantian tahun ini akan terjadi lonjakan pergerakan manusia dan barang,” ujar politisi PKS ini.
Dicontohkannya, kasus antrean panjang masyarakat yang ingin tes COVID-19 di bandara, stasiun, hingga rumah sakit (RS). Antrean terjadi akibat kebijakan baru pemerintah mengenai syarat perjalanan di libur akhir tahun.
“Ketidakjelasan kemauan pemerintah ini melahirkan ketidakjelasan penanganan Masa transisi PSBB dan kebijakan turunan di sektor-sektor lain seperti transportasi. Rakyat jadi tambah bingung. Arah penanganan COVID semakin tidak jelas, bahkan dikhawatirkan semakin menyusahkan rakyat,” katanya. (gw/zul/ris)