NGAMPRAH – Himpunan Pengusaha Mikro Kecil dan Menengah Indonesia (Hipmikimdo), Kabupaten Bandung Barat (KBB), mengakui pandemi Covid-19 membuat UMKM terdampak secara langsung.
Misalnya, banyak UMKM yang tak bisa lagi produktif karena kekurangan modal, mengingat daya beli masyarakat menurun. Belum lagi sebelumnya pemerintah sempat melarang perjalanan antar daerah yang menurunkan penjualan ke daerah.
Oleh karena itu, supaya tetap bisa bertHan dan kembali menjalani adaptasi kebiasaan baru di tahun 2021, dukungan serta perhatian dari pemerintah harus tetap diberikan kepada para pelaku UMKM.
“Pandemi Covid-19 benar-benar memukul pelaku UMKM, ada seribu lebih di KBB. Harapan kami di era kenormalan baru tahun depan, perekonomian kembali pulih, normal seperti sebelumnya,” kata Ketua DPC Hipmikimdo KBB, Saiful Rachman, Senin (21/19).
Perlu ada perhatian serius dari pemerintah baik eksekutif dan legislatif, di dalam mendukung menguatkan UMKM tetap bertahan di tengah pandemi sehingga UMKM tidak berjalan sendiri. Apalagi UMKM kebanyakan adalah pengusaha yang bergerak di ekonomi lokal.
“UMKM ini penggerak ekonomi lokal namun bisa berdampak pada perekonomian nasional. Jadi keberadaannya tetap harus diperhitungkan,” tuturnya.
Dirinya yang baru saja dikukuhkan sebagai orang nomer satu di DPC Hipmikimdo, KBB, bertekad terus mendorong berkembangnya UMKM dalam menghadapi ekonomi digital.
Apalagi KBB memiliki potensi keberagaman UMKM dan sentra-sentra wisata yang bisa berkolaborasi dalam menampilkan beragam produk lokal sebagai souvenir.
“Saya ingin para pelaku UMKM, selain memasarkan secara konvensional, juga harus melirik pasar digital. Di sinilah perlunya kehadiran pemerintah dalam memberikan pelatihan atau bimbingan agar pelaku UMKM bisa melek digital,” pungkasnya. (mg6/yan)