BANDUNG – Pandemi Covid-19 berdampak terhadap segala sendi kehidupan. Tidak hanya perekonomian global, tapi UKM, termasuk para perajin di Jawa Barat pun ikut terpukul Korona.
Untuk itu, Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) berupaya mendorong pertumbuhan serta meningkatkan daya jual perajin lokal agar bertahan di tengah pandemi dan berkembang di masa pemulihan ekonomi.
Ketua Dekranasda Provinsi Jabar Atalia Praratya Ridwan Kamil mengatakan, pihaknya fokus meningkatkan daya saing dan daya jual produk para perajin di Jabar dengan mendorong inovasi, digitalisasi, dan kreativitas produk.
”Yang paling penting di masa pandemi Covid-19 adalah melakukan kreativitas dan inovasi terkait dengan produk-produk yang saat ini dibutuhkan dan bisa diterima oleh masyarakat,” ucap Atalia, Kamis (17/12/2020).
”Kreativitas ini bisa mengantarkan perajin bertahan dan menjadi solusi di tengah masyarakat, termasuk saat pandemi,” tambahnya.
Di masa pandemi, kegiatan rutin Dekranasda Jabar mulai dari seminar, workshop, fashion show, pameran, hingga talk show pun disesuaikan menjadi web seminar (webinar) maupun workshop pembuatan face shield hingga agenda lain yang digelar dengan protokol kesehatan Covid-19.
Pada 24 Juni 2020, Dekranasda Jabar bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar menggelar ”Workshop Pembuatan Face Shield” di Gedung Dekranasda Jabar, Jalan Ir H Juanda No. 19 Kota Bandung, yang digelar dengan protokol kesehatan yang ketat.
Pelatihan tersebut, lanjut Atalia, dipilih karena face shield merupakan salah satu produk yang dibutuhkan oleh masyarakat di tengah pandemi untuk mencegah penyebaran atau penularan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.
”Selain masker sebagai suatu kebutuhan di masa Adaptasi Kebiasaan Baru, face shield juga masih banyak digunakan warga yang ingin meningkatkan proteksi terhadap penularan Covid-19,” ujar Atalia.
Selain di Kota Bandung, Workshop Pembuatan Face Shield juga dilakukan di Kota Cimahi, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Bandung. Meski hanya berlangsung di empat daerah, tetapi pelatihan itu juga menjaring peserta asal Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Bandung Barat.