Jabar Gagas Petani Milenial

”Kami akan menjadi fasilitator dalam pemasaran komoditas hasil petani milenial melalui forum-forum offtaker dan forum-forum perbankan, serta forum marketplace seperti e-commerce, supaya terjadi kolaborasi Pentahelix semua pihak,” tambahnya.

Dadan menyatakan, teknologi 4.0 akan dimanfaatkan dalam program Petani Milenial. Ia menyebut bahwa implementasi teknologi menjadi dasar pembinaan petani milenial.

”Pemanfaatan teknologi internet of think dan manajemen pertanian modern menjadi materi utama. Begitu juga pemanfaatkan inovasi-inovasi teknologi dalam sistem budidaya, mulai on farm sampai dengan off farm,” katanya.

Dengan pemanfaatan teknologi, kata Dadan, diharapkan petani milenial dapat menembus pasar global. Selain itu, sejumlah upaya akan dilakukan Pemda Provinsi Jabar untuk mempromosikan komoditas petani milenial.

Pertama adalah intens berkomunikasi dengan Duta Besar untuk Indonesia di berbagai negara. Itu dilakukan untuk membuka pasar komoditas pertanian dari petani milenial.

”Melalui informasi dan komunikasi dengan Duta Besar untuk Indonesia, petani milenial bisa mempersiapkan komoditas apa yang diminati pasar di negara-negara tujuan ekspor,” ucap Dadan.

Selain membuka pasar domestik dan global, Pemda Provinsi Jabar akan mempermudah petani milenial mengakses perbankan dan sumber dana lainnya. “Kami akan memfasilitasi sarana dan prasaran infrastruktur, mulai dari hulu sampai hilir, dalam sistem yang terintegrasi,” kata Dadan.

Dalam tahun pelaksanaan Petani Milenial, Pemda Provinsi Jabar menargetkan ada sekitar 1.000 pemuda yang menjadi petani. Dadan berharap dengan program tersebut, pertanian Jabar maju dan mandiri.

Pemprov Jabar menjadikan swasembada pangan untuk mencapai ketahanan pangan sebagai salah satu mesin ekonomi Jabar pascapandemi Covid-19. Dengan ketahanan pangan, krisis pangan dapat dicegah. Dan petani milenial berperan penting untuk mewujudkannya. (rls)

 

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan